Matius 15:22-28
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Sempat berpikir dalam dengan jawaban Tuhan Yesus, bahwa Ia diutus hanya untuk domba Israel yang hilang. Trus bagaimana dengan saya yg bukan keturunan orang Israel!
Yang kedua, sayapun bertanya-tanya, emang tidak salah yah Tuhan memakai istilah yang kasar seperti “anjing” untuk menunjukan posisi seorang perempuan Kanaan yang datang meminta belas kasihan!
Dari pertanyaan itu saya mulai baca beberapa referensi dan mendapati klu memang orang-orang Yahudi zaman itu menganggap orang-orang Kanaan lebih rendah dari mereka, dan menjuluki mereka sebagai “anjing”.
Dan saat itu sebenarnya Tuhan Yesus tidak menggunakan kata anjing yang biasa atau dalam artian kasar. Namun, Dia menggunakan suatu bentuk diminutivenya (tiruan yg dikecilkan) , yaitu: “KUNARION” yang menunjuk kepada anjing rumahan sebagai binatang kesayangan. Mungkin buat doggie lover bisa lebih relate lg dengan panggilan ini, kebetulan saya lebih ke cat lover sih😆.
Jadi Tuhan Yesus menghilangkan sengatan dari panggilan itu dan perempuan itupun dapat merasakankannya.
Jadi Tuhan melakukan ini hanya untuk menguji iman perempuan tersebut. Dan ternyata respon dia “Yes it is, Lord,” she said. “Even the dogs eat the crumbs that fall from their master’s table.”
Trus bagaimana dengan saya yg bukan keturunan Israel seperti perempuan Kanaan ini punya porsi yang sama saat menantikam Tuhan Yesus, Ilustrasi yg saya dapat ini sangat bantu saya :
Seorang raja menyediakan makan malam bagi putra-putranya. Sementara mereka makan daging yang terhidang, raja ini memberikan tulang-tulang kepada anjing, tetapi karena putra-putranya tidak menyenangkan hati sang Raja, maka diberikannya daging yang terhidang kepada anjing-anjing.
Demikianlah ketika bangsa Israel melakukan kehendak Allah, mereka makan sehidangan di meja Allah dan pesta itu disediakan bagi mereka, serta sisa-sisa makanan diberikan kepada bangsa lain, tetapi saat mereka tidak melakukan kehendak Allah, maka pesta itu diberikan buat bangsa lain termasuk segala makanan yang ada.
Dari saat teduh ini saya belajar untuk :
- Tidak ragu akan kasih Tuhan, tidak peduli bagaimana latar belakang sya, asal usul saya dari mana, Kasih Karunia Tuhan juga berlaku bagi saya yang penting saya bisa lakukan kehendak Bapa diSorga
- Belajar untuk memiliki karakter seperti perempuan kanaan ini yang menerima julukan itu dan tidak menjadi tersinggung. Sayapun ketika ditegur dengan keras tidak lantas menjadi kepahitan yang buat saya kecewa dan meninggalkan Tuhan tapi harusnya membuat saya tetap datang kepada Tuhan dengan berani tetapi jg sadar akan posisi saya dan meminta dengan penuh kerendahan hati.
Palopo, 15-05-2020