2 Tawarikh 3-5

2 Tawarikh 3:1-2
Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. Ia mulai mendirikan rumah itu dalam bulan yang kedua, pada tahun keempat pemerintahannya.

Mulailah Salomo mendirikan rumah bagi Tuhan seperti yang dikehendaki Tuhan melalui Daud, ayahnya. Tidak begitu lama semenjak ia menjadi raja menggantikan Daud ayahnya, berarti masih sekitar dua puluhan tahun, Salomo langsung memulai proses demi proses mendirikan rumah yang megah itu sesuai rancangan yang ditinggalkan Daud. Salomo tidak menunda, padahal ia punya banyak alasan menundanya (masih terlalu muda, miskin pengalaman, dll) bahkan tidak melakukan keinginan ayahnya ini.

2 Tawarikh 5:5-6
Mereka mengangkut tabut itu dan Kemah Pertemuan dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Tetapi raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya.

Akhirnya pekerjaan pembangunan rumah Allah itu selesai juga dalam waktu 7 tahun, dan setelah itu tibalah saatnya isi rumah itu dipindahkan yaitu Tabut Perjanjian Allah. Sepanjang perjalanan tabut itu bukanlah perjalanan biasa tapi banyak banget hewan yang disembelih dan dikorbankan (nggak kebayang gimana mengerikannya perjalanan itu, pasti bersimbah darah banget). Tapi itulah tanda bagaimana Tuhan dan manusia itu berbeda, Ia begitu kudus sehingga untuk berdamai dengan manusia butuh pencurahan darah. Dan itulah yang Tuhan Yesus lakukan juga selama jalan salib sampai disalib.

Dari saat teduh saya malam ini saya belajar :

  1. Tidak menunda setiap pekerjaan baik dan benar yang bisa saya lakukan saat ini, karena hari-hari semakin jahat, semakin saya tunda maka semakin besar kmungkinan hal baik itu tidak bisa saya lakukan. Terlebih dalam menginjili orang lain.
  2. Taat, sama seperti Salomo melakukan persis seperti yang ditinggalkan Daud, sayapun harus setia melakukan persis seperti apa yang ditinggalkan Tuhan Yesus lewat cara hidupNya.
  3. Bersyukur lewat pengorbanan Tuhan Yesus sekali untuk selama-lamanya, nggak kebayang klu hari ini saya dan kamu setiap kali mau datang ke Tuhan yang kudus itu, harus mengorbankan beribu-ribu hewan buat melayakkan kita bertemu dengan Tuhan. Saat ini cukup satu darah yaitu Tuhan Yesus di kayu salib, sudah bisa melayakkan saya/kita menghampiri hadirat Tuhan.
  4. Respectful to God, meskipun sudah dimudahkan tidak lantas buat saya menggampangkan itu, saya tetap harus menjaga hidup saya layak untuk menghampiri Tuhan dengan berusaha hidup kudus dan berkenan datang di hadapan sang Raja.

Selayar, 15 Februari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *