Yakobus 3

Yakobus 3:1-2
Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Kenapa penghakiman menjadi guru akan jauh lebih berat ? Karena tugas guru adalah mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Dan ini bisa menjadi pengajaran yang baik atau malah buruk. Dan masalahnya ketika pengajaran itu disampaikan lewat kata-kata baik lisan maupun tulisan, kadang meskipun apa yang dimaksudkan baik, bisa jadi tidak baik ketika jadi tangkapan orang lain.

Oleh karena itu, saat saya tau bahwa area itu sangat rawan buat terjadi kesalahan, yg harus saya lakukan adalah setiap kali ingin menyampaikan sesuatu ke orang lain baik itu pernyataan atau bahkan pengajaran, pertama-tama saya harus minta hikmat dari Tuhan, biar Tuhan yang mengendalikan mulut/lidah/jari saya seperti kuda yg dikendalikan oleh tuannya, dan tentunya belajar juga dari orang-orang yang lebih berpengalaman dan dewasa yg sudah banyak membimbing orang dr berbagai latar belakang.

So ayat ini benar-benar mengingatkan saya untuk lebih pintar, lebih berhikmat lagi menyampaikan setiap hal ke orang lain. Dan satu hal apa yang saya katakan yang berupa pengajaran, harus jg saya lakukan krn itulah yg akan jadi pengadilan saya di hadapan Tuhan.

Yakobus 3:17-18
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

Dan yg kedua adalah tentang motivasi utama yang harus saya miliki setiap kali saya menyampaikan/memperkatakan sesuatu ke orang lain yaitu;

  1. Murni, tulus, tidak ada maksud lain/tersembunyi.
  2. Pendamai, tidak cari-cari masalah/mengadu satu dengan yg lain.
  3. Peramah, memakai tutur kata yang sopan dan baik.
  4. Penurut, tidak membantah ketika dikasih tau yg benar itu seperti apa.
  5. Penuh belas kasih, mencari perkataan yang bisa membuat orang lain tau klu dia berusaha dimengerti dan mau dibantu dipulihkan.
  6. Tidak memihak, tidak memihak salah satu pihak, apalagi ke diri sendiri, hanya mau mengatakan apa yang Tuhan perkatakan.
  7. Tidak munafik, apa yang saya sampaikan adalah juga yang saya benar-benar lakukan.

Palopo, 29-08-2020
Have a nice weekend to love one another with our words

Ibrani 6

Ibrani 6:4-6
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

Meskipun saat ini saya mungkin sudah melewati proses pertobatan pas belajar Firman Tuhan dan kemudian dibaptis, itu bukanlah jaminan bahwa hidup dan perjuangan saya sudah selesai. Saya nggak perlu untuk khawatir lg dengan dosa-dosa saya, sy tinggal menikmati kasih Tuhan.
Justru setelah itulah, yaitu saat sekarng ujian iman saya itu benar-benar Tuhan lihat, apakah saya bisa terus berkomitmen dengan janji saya kepada Tuhan, atau mulai mengingkarinya, mulai melupakan kasih Tuhan yang rela disalib meskipun hanya untuk saya seorang diri yg berdosa. Bagaimana? Lewat hidup sesuka saya saja tanpa peduli dengan perbuatan-perbuatan baik yang harusnya terus saya lakukan.
Sayapun mulai murtad bukan dengan tidak percaya Tuhan, tapi mulai kehilangan semngat mengasihi saya, mulai egois dan fokus pada diri saya sendiri, krn dalam berjalannya waktu ada hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan kemudian saya melimpahkan itu ke Tuhan, yg pelan2 merubah pandangan saya ke Tuhan.
Dari ayat ini saya diingatkan lg untuk bertobat, jangan sampai saya menyalibkan Tuhan Yesus kedua kalinya dengan sikap hidup saya yg responnya berlawanan dari kasih yang Tuhan berikan selama ini.

Ibrani 6:11-12
Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

Pengharapan di dalam Tuhan bukanlah apa yang akan saya terima, tapi dari ayat ini saya belajar bahwa sebagai seorang murid saya harus punya sikap seorang yang sudah terima janji itu, dan itu pasti krn Tuhan sendiri yang menawarkan itu pada saya ketika mau percaya dan terus lakukan iman saya dengan penuh ketekunan dan terus bersabar dan menanti sampai Tuhan sendiri yang memperlihatkan itu pada waktunya.

Ibrani 6:15
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

Abraham menjadi bapak orang beriman, karena iya sabar menantikan janji Tuhan di tengah keadaan yang tidak pasti yang sedang ia hadapi saat itu.

Saya diingatkan kembali untuk terus bersabar menantikan janji Tuhan sambil terus lakukan bagian saya sebagai seorang yang sudah mendapat kasih karunia Tuhan dengan menjaga iman saya tetap teguh dan terus belajar mengasihi orang lain sama seperti Tuhan telah dan terus mengasihi saya.

Palopo, 20-08-2020
Have a blessed long weekend
Happy vacation yah😁

Titus 3

Titus 3:1-2
Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

Surat terakhir Paulus buat Titus ini kembali lg memberikannya tugas yg tidak mudah, dibuka dengan perintah buat menasehati orang-orang Kreta buat obey pada aturan yang berlaku di tempat mana mereka hidup, bahkan obey pada orang-orang yg duduk di bangku pemerintahan itu.

Bagaimana dengan saya saat ini? Bisakah saya mematuhi pemerintah ! Bukan krn takut dihukum tapi karena Firman yang saya percaya sebagai seorang murid meminta saya untuk lakukan.

Krn psikologisnya, jika saya patuh karena takut dihukum, maka saat ada aturan yang tidak ada hukumannya besar kemungkinan saya akan melanggarnya, beda halnya klu saya bisa lihat aturan itu juga datangnya (berlaku krn seizin Tuhan) dari Tuhan. Berarti aturan itu tujuannya buat menjaga hidup saya berkenan di hadapanNya, so tanpa hukumanpun saya harus mengusahakannya, krn sayalah yg butuh itu.

Contohan yg kelihatannya simple tp belakangan jd heboh sejak adanya pandemi ini adalah aturan untuk memakai masker, beneran hal yang simple sih apalagi buat bikers tapi kadang klu lg panas banget merasa berat buat memakainya, nah saat tidak enak itu apakah saya tatap mau pakai masker itu! meskipun tak ada hukuman push up jika melanggar alias tidak pakai masker!

Alasannya cuman satu karena punya keyakinan klu aturan yang dibuat oleh pemerintah itu asalnya bukan dr pemikiran mereka saja tp dr Tuhan yang memilih mereka buat mengeluarkan aturan itu! Yg artinya Tuhanpun mau untuk saya memakai masker kemanapun atau bertemu siapapun untuk kebaikan saya.

Dari ayat ini pula saya bisa lihat bahwa saat saya bisa lakukan dngan obey, bukan hanya untuk perintah dari Firman Tuhan, akan tetapi aturan yang dr pemerintahpun juga sama, Tuhan akan perhitungkan tindakan kepatuhan saya itu sebagai pekerjaan yang baik, satu bentuk pekerjaan Tuhan yang bs menyenangkan hatiNya.

Dan masih banyak lagi nasehat-nasehat dr surat Paulus ini yang bisa bantu hidup saya buat miliki teladan hidup dari tindakan yang saya lakukan seolah-olah di hadapan Tuhan, bukan di hadapan sesama manusia saja. Selain teladan dalam ketaatan juga teladan dalam keramaahan dan kelemahlembutan saya ke semua orang.

agar Arie yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik.

Palopo, 14-08-2020
Have a good night

Titus 1

Lanjut ke surat Paulus yg berikutnya, yaitu surat yang ditujukan kepada Titus. Sama halnya seperti Timotius, Titus juga punya tugas yang sama, bedanya Timotius di Efesus, sedangkan Titus di Kreta. Mereka sama2 ditugaskan untuk membimbing/mengarahkan jemaat yang ada di sana.

Titus 1:7-9
Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Sama halnya Timotius, tugas pertama Titus adalah memilih pemimpin rumah Allah/penatua berdasarkan kriteria-karakter pemimpin yang benar.

Knp?

Supaya ia (penatua) sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Titus 1:10-11
Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.

Karena di Kreta sudah susah menemukan orang yang punya kriteria seperti itu, banyakan dr mereka yang bersedia mengajarkan apa saja selama itu membawa keuntungan buat mereka.

Titus 1:15-16
Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Keras banget yah surat Paulus ini, tidak peduli apa yang mereka ajarkan selama mereka sendiri najis, yg mereka ajarkanpun najis.

Begitu jg saya, apapun yang berusaha saya lakukan keluar, selama saya tidak bisa menjaga hidup saya pribadi benar itupun tidak akan Tuhan perhitungkan sebagai suatu kebenaran.

Sekali lg diingatkan akan sebuah perumpamaan, lantai kotor tidak akan bisa dibersihkan pakai sapu yang kotor. Tetap akan kotor.

So yang harus saya pastikan pertama adalah bagaimana hidup saya, apakah sudah memberikan contohan yang benar. Krn secra psikologis saya akan cenderung susah/tidak berani menegur orang yang tidak punya komitmen bersaat teduh saat saya sendiri tidak saat teduh, saya akan berat hati menegur orang yang sombong ketika saya sendiri masih sombong, saya jadi malu menegur orang yang gampang ngeluh klu toh saya sendiri jg sering terdengar bersungut2 di depan mereka.
Sebenarnya hal ini jg sih yg secara tidak langsung saya latih/awasi ketika bantu hidup orang lewat study bible. Bukan hanya bantu hidup orang tapi lebih bantu mengawasi hidup saya.

Palopo, 11-08-2020
Be an example

2 Timotius 3

2 Timotius 3:1-5
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Pesan ini sekali lagi sebenarnya hanya ditujukan khusus kepada Timotius untuk memandunya menjalankan tugas di Efesus. Tapi karena pesan Paulus ini bisa memandu seorang Timotius muda bisa lakukan tugas sebesar itu, maka saya juga mau belajar melakukan itu, artinya pesan Paulus inipun ditujukan secara pribadi buat saya.

Biasanya ketika berbicara tentang pelayanan ke orang, pasti standarnya adalah tanpa pandang bulu, cuman yg aneh di ayat ini, justru ada orang-orang yang Paulus minta untuk dijauhi Timotius.

Why??

Karena mereka ini yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.

Why? 😅

Sebenarnya kuncinya ada di bagian ayat ini. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri KEKUATANNYA.

Kekuatan siapa/apa? Kekuatan dari ibadah.

Kekuatan ibadah yang seperti apa ?
Kekuatan dr Firman Tuhan, krn setiap ibadah pasti fokus utama saya pada Firman yang diajarkan.

So klu kalimatnya saya rubah dikit
Secara fisik/kasat mata mereka sering membaca/mendengarkan Firman Tuhan, tapi mereka sebenarnya memungkiri kekuatan dr Firman Tuhan.

Kekuatan Firman Tuhan itu apa ?

2 Timotius 3:16:17
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

So, orang yang punya kriteria seperti apa sih yang Paulus minta dijauhi oleh Timotius?

Yaitu mereka yang percaya Firman Tuhan, setiap hari baca/dengar tapi secara sadar atau tidak sadar memungkiri klu Firman itu powerfull, powerfull to change people, ditunjukkan dengan hidup mereka yang tidak ada perubahan bahkan mereka ragu bisa berubah meski Firman berkata bisa, bahkan amit-amit klu sampai berpikir bahwa Firman Tuhan itu hanya berlaku buat orang tertentu saja.

Jadi ini bukan berbicara tentang saat saya buat salah/dosa trus sayalah orang yang dijauhi itu, tapi ini tentang saya yang tidak mau berubah meskipun sudah sering terpapar oleh Firman Tuhan.

Karena kebenaran sesungguhnya yang Tuhan sedang ajarkan kepada saya tiap hari adalah perubahan hidup saya dengan belajar Firman Tuhan.

Dari arie yang sombong, krn baca/dengar Firman jadi mau percaya klu arie bisa jadi lebih rendah hati dan mulai belajar untuk lakukan.

Dari arie yang memberontak orang tua, krn baca/dengar Firman jadi mau percaya klu arie bisa dan punya kemampuan buat obey dan mengerti kasih dan mengasihi orang tua.

Dari arie yang tidak tahu mengasihi, setalah baca/dengar Firman, arie jadi percaya klu arie punya kepaitas/kemampuan untuk lakukan itu karena Tuhan mendesain saya untuk bisa lakukan itu, dan mau ambil komitmen untuk mulai mengasihi orang lain, dimulai dr yang terdekat.

Dari arie yang gampang terbawa hawa nafsu, karena baca/dengar Firman Tuhan jadi bisa punya mind set klu arie manut sama Tuhan dan mulai latihan menyangkal diri itu akan jadi pilihan yang lebih sehat dan baik.

Palopo, 09-08-2020

Anyone’s can change with God, just trust Him.

2 Timotius 2

2 Timotius 2:1
Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2 Timotius 2:3-4
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Sekali lagi surat Paulus kepada Timotius berisikan encouragement supaya ia bisa kuat di dalam kasih karunia Tuhan, bukan pada kekuatan yang dia miliki sendiri. Paulus membawa hati dan pikiran Timotius untuk bsa melihat kekuatan dan pengharapan yang Tuhan bs berikan kepadanya.
Itulah sebabnya knp ia harus berbangga dengan penderitaan yang ia sedang alami krn seorang prajuritpun akan mendapat penghargaan yang layak dr komandannya setelah perang usai, apalagi jika itu dr Tuhan.

Sayapun merasa dikuatkan krn jadi makin melihat bahwa jikapun saya harus mengalami penderitaan/keadaan yang tidak selalu baik karena ikut Tuhan, hal itu tidak akan sia-sia karena akan tetap Tuhan perhitungkan sebagai suatu kebanaran yg saya lakukan dan Tuhan akan memberikan upah akan itu

2 Timotius 2:7
Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Ketika Timotius bisa memberikan hati dalam mendengarkan pesan yang Paulus sampaikan, Paulus percaya klu Tuhan yang akan memberikan dia pengertian yang sebenarnya akam apa yang sedang ia alami dan apa yang menanti dia setelah ini.

Pengertian seperti itu jugalah yang saya butuhkan, suatu pengertian yang dalam akan Tuhan dan segala sesuatu yang Tuhan rancangkan dalam hidup saya. Bagian Tuhanlah yang bs memberikan itu, sedangkn bagian saya ialah memberi hati untuk mendengar Tuhan sepanjang hari by Firman (not setiap pagi or malam saja atau waktu2 tertentu saja)

2 Timotius 2:15-16
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.

Paulus mendorong Timotius untuk semakin berani dan tidak malu memberitakan tentang Tuhan, jangan sampai saat malu ia jadi menambahi atau mengurangi apa yang seharusnya dari Firman Tuhan.

sayapun diingatkan kembali untuk speaking the truth, tidak menambahi atau mengurangi perkataan Firman Tuhan itu, baik buat saya lakukan sendiri atau saat saya sampaikan ke orang lain. Dan juga tidak melihat untung rugi dari Firman Tuhan yang saya sampaikan itu

2 Timotius 2:22
Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Karena Timotius masih muda, sehingga Paulus memberikan pesan ini, karena ia tau bahwa Timotius pasti punya kelemahan-kelemahan ini, dan itulh yang harus ia jauhi dengan terus melakukan perbuatan-perbuatan yang Tuhan perintahakan.

sayapun yang masih kategori muda pasti akan punya kelemahan ini, oleh krena itu saat tau ini saya harus benar2 memperhatikan dan berlatih untuk menjauhi nafsu muda saya, dan mengejar apa yang adil, setia, mengasihi, peace maker, ramah kesemua orang, bisa mengajar meskipun masih muda, makin punya kesabaran yg lebih lagi, dan belajar menuntun orang dengan cara yang lebih lemah lembut lg, tolong saya untuk belajar melakukan semua itu Tuhan🙇🏻‍♂️

Palopo, 08-08-2020
Have a good weekend

1 Timotius 5

1 Timotius 5:1-2
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Ini adalah salah satu pesan Paulus kepada Timotius yang diminta untuk tinggal di jemaat Efesus dengan misi memberikan nasehat kepada orang-orang tertentu yang ada di Efesus.
Dalam ayat ini orang-orang tersebut adalah mereka yang murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan yang dijelaskan di pasal sebelumnya.
Paulus meminta kepada Timotius (yang masih muda) untuk menegor mereka yang ada di Efesus yg tidak jarang pasti lebih berumur dari Timotius untuk kembali memurnikan hati mereka.

Dengan background Timotius yang seperti itu, bagaimana cara Timotius bisa menegor mereka-mereka ini dengn baik!

Jujur klu saya di posisi Timotius, pasti jadi orang yang nggak enakan buat negor mereka. Klupun nyawanya dah ada pasti ragu klu cara negornya salah.

Karena itulah Paulus menuliskan pesan ini kepada Timotius sebagai jalan keluar/ penolong Timotius untuk lakukan tugas menegor itu.

Yakni

  1. menegor yg lebih tua layaknya berhadapan dengan bapak/ibu sendiri artinya dengan respect, bukan dengan keras-kerasan siapa yg hebat.
  2. Menegor yg lebih muda sebagai saudara, artinya mengasihi layaknya adik sendiri (yg punya adik pasti lebih relate dengan ini, klu saya sih nggak punya jadi mikirnya bagaimana saya menegor ponakan-ponakan saya)

1 Timotius 5:22
Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.

Ayat ini berbicara tentang bagaimana seorang Timotius bisa jadi hakim yang adil bagi penatua yang akan ia tunjuk dan jemaat. Ia harus memiliki penilaian sendiri, bukan berdasarkan penilaian orang lain.

Dari Firman Tuhan yang berupa pesan Paulus kepada Timotius ini, sayapun belajar bagaimana bersikap sebagai seorang murid Tuhan yang punya tanggungjawab menegor orang-orang di sekeliling saya yang mulai menjauh dr jalur yang Tuhan inginkan, baik itu yang lebih muda maupun yang lebih tua dari saya.
Yang kedua, sayapun belajar dr pesan Paulus ini untuk menjaga pribadi saya tetap murni/kudus, bagaimana saya menilai orang lain, harus berdasarkan hikmat yang Tuhan kasih, bukan berdasarkan penilaian orang, harus berdasarkan pengalaman saya sendiri tentang orang itu. Bukan gosip dari orang lain tapi fakta yang saya temukan sendiri.

Palopo, 05-08-2020