1 Timotius 5

1 Timotius 5:1-2
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Ini adalah salah satu pesan Paulus kepada Timotius yang diminta untuk tinggal di jemaat Efesus dengan misi memberikan nasehat kepada orang-orang tertentu yang ada di Efesus.
Dalam ayat ini orang-orang tersebut adalah mereka yang murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan yang dijelaskan di pasal sebelumnya.
Paulus meminta kepada Timotius (yang masih muda) untuk menegor mereka yang ada di Efesus yg tidak jarang pasti lebih berumur dari Timotius untuk kembali memurnikan hati mereka.

Dengan background Timotius yang seperti itu, bagaimana cara Timotius bisa menegor mereka-mereka ini dengn baik!

Jujur klu saya di posisi Timotius, pasti jadi orang yang nggak enakan buat negor mereka. Klupun nyawanya dah ada pasti ragu klu cara negornya salah.

Karena itulah Paulus menuliskan pesan ini kepada Timotius sebagai jalan keluar/ penolong Timotius untuk lakukan tugas menegor itu.

Yakni

  1. menegor yg lebih tua layaknya berhadapan dengan bapak/ibu sendiri artinya dengan respect, bukan dengan keras-kerasan siapa yg hebat.
  2. Menegor yg lebih muda sebagai saudara, artinya mengasihi layaknya adik sendiri (yg punya adik pasti lebih relate dengan ini, klu saya sih nggak punya jadi mikirnya bagaimana saya menegor ponakan-ponakan saya)

1 Timotius 5:22
Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.

Ayat ini berbicara tentang bagaimana seorang Timotius bisa jadi hakim yang adil bagi penatua yang akan ia tunjuk dan jemaat. Ia harus memiliki penilaian sendiri, bukan berdasarkan penilaian orang lain.

Dari Firman Tuhan yang berupa pesan Paulus kepada Timotius ini, sayapun belajar bagaimana bersikap sebagai seorang murid Tuhan yang punya tanggungjawab menegor orang-orang di sekeliling saya yang mulai menjauh dr jalur yang Tuhan inginkan, baik itu yang lebih muda maupun yang lebih tua dari saya.
Yang kedua, sayapun belajar dr pesan Paulus ini untuk menjaga pribadi saya tetap murni/kudus, bagaimana saya menilai orang lain, harus berdasarkan hikmat yang Tuhan kasih, bukan berdasarkan penilaian orang, harus berdasarkan pengalaman saya sendiri tentang orang itu. Bukan gosip dari orang lain tapi fakta yang saya temukan sendiri.

Palopo, 05-08-2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *