Nehemia 13:6-7
Ketika peristiwa itu terjadi aku tidak ada di Yerusalem, karena pada tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta, raja Babel, aku pergi menghadap raja. Tetapi sesudah beberapa waktu aku minta izin dari raja untuk pergi. Lalu aku tiba di Yerusalem dan melihat kejahatan yang dibuat Elyasib untuk keuntungan Tobia, sebab bagi Tobia ini telah disediakannya sebuah bilik di pelataran rumah Allah.
Ternyata Kolusi tidak hanya muncul saat sekrang, dijaman dulupun sudah ada dan tidak tanggung-tanggung kolusinya dipelataran rumah Allah.
Padahal baru sebentar saja orang-orang Israel ini ditinggal pergi oleh Nehemia, tapi mereka kembali berulah sesuka mereka, bahkan mengizinkan orang yang menentang pembangunan tembok Yerusalem untuk mendapat bagian dirumah Allah.
Kelihatan yah bagaimana orang-orang Israel ini begitu tidak ada kapok-kapoknya mempermainkan kasih Tuhan. Mereka juga tidak menjaga rumah Allah dan isinya mereka biarkan terbengkalai (termasuk orang Lewi tidak memperoleh bagian mereka sebagai pengurus rumah Allah),
Nehemia 13:16-17
Juga orang Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang-orang Yehuda pada hari Sabat, bahkan di Yerusalem. Lalu aku menyesali pemuka-pemuka orang Yehuda, kataku kepada mereka: “Kejahatan apa yang kamu lakukan ini dengan melanggar kekudusan hari Sabat?
Mereka tidak menghormati/melanggar kekudusan hari sabat Tuhan padahal itupulalah yang bisa menyebabkan murka Tuhan makin bertambah atas mereka.
Nehemia 13:23-27
Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab. Bukankah Salomo, raja Israel, telah berbuat dosa karena hal semacam itu? Walaupun di antara begitu banyak bangsa tidak ada seorang raja seperti dia, yang dikasihi Allahnya dan diangkat oleh Allah itu menjadi raja seluruh Israel, namun diapun terbawa ke dalam dosa oleh perempuan-perempuan asing itu. Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala kejahatan yang besar itu, yakni berubah setia terhadap Allah kita karena memperisteri perempuan-perempuan asing?”
Mereka bahkan kembali melakukan perkawinan silang dengan bangsa-bangsa yang tidak percaya/takut Tuhan. Makin terlihat sebebal apakah bangsa Israel ini, mereka selalu jatuh dilubang yang sama, bahkan keledaipun lebih berhikmat dr mereka. Mereka bahkan diingatkan tentang Solomo yang adalah sosok raja yang paling sempurna tp tetap jatuh karena salah pilih pasangan perempuan asing yang tidak takut pada Tuhan.
Dari saat teduh ini saya belajar :
- Punya pendirian iman yang teguh seperti Nehemia yang berprinsip dan tidak kompromistis terhadap hal-hal yang melanggar perintah Tuhan (dosa) dan belajar untuk tidak takut menegur/memperingatkan/menjauhkan bangsanya dr berbuat dosa kepada Tuhan, bukan hal yang mudah apalagi klu yang dihadapin orang-orang yang lebih dominan dari saya.
- Untuk punya hikmat belajar dr kesalahan tp bukan kesalah saya tp belajar dr kesalahan orang lain dan kemudian tidak melakukan kesalahan yang sama, apalagi klu itu menyangkut hal yang Tuhan sudah jelas-jelas sebut itu sebagai perbuatan daging/dosa yang mendatangkan maut. Berhikmat bukan menjadi bebal, sudah tau salah tetap sy lakukan, apalagi dengan alasan coba-coba.
- Untuk patuh dan punya pengharapan terhadap pasangan hidup yang seimbang dimata Tuhan/sama-sama takut akan Tuhan, tidak asal pilih aja yang penting ada apalagi klu sudah didesak sama keluarga/lingkungan/umur, dll. Karena hidup bukan hanya tentang berkeluarga tapi tentang bagaimana setelahnya. Bagaimana dalam keluargapun saya bs tetap membangun hubungan yang sehat, saling membantu untuk makin mengenal, fokus, dan bergantung pada Tuhan bukan pada obsesi dunia sj.
Palopo, 24-01-2020
Happy Chinese New Year