1 Korintus 11

1 Korintus 11:17-18
Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.

Di pasal ini Paulus kembali menegur jemaat Korintus akan hal lain yaitu tentang hal pertemuan/berkumpul dan memecah2kan roti seperti jemaat mula2, yang harusnya mereka bisa kompak dan menaruh hati yang sama sebagai tubuh Tuhan Yesus yg berintegrasi dan saling menopang, tapi di jemaat Korintus malah terjadi perpecahan, ada yg egois dalam melaksanakan perjamuan kudus, tidak mau saling menunggu.

Padahal di ayat sebelumnya Paulus sudah menjelaskan bahwa jika mau hidup sebagai jemaat Tuhan, yang laki-laki harus tunduk dan berusaha mengerti isi pikiran Tuhan yang adalah Kepala jemaat, sedangkan perempuan harus tunduk kepada laki-laki. Itu semua bertujuan agar tercapai ketertiban dalam jemaat Tuhan.

1 Korintus 11:27-30
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

Pertama kali mengenal perjamuan kudus, saya diajarkan bahwa saya haruslah orng yg sudah dibaptis dulu baru berhak ikut perjamuan kudus klu tidak hal itu akan mendatangkan hukuman buat saya.
Tapi setelah baca ayat ini lg, saya baru sadar bahwa bukan hanya itu yang Paulus maksudkan tapi jika saya tidak punya sikap yang benar (menguasai kedagingan saya berupa rasa lapar/haus saya, not respect others, not support others) saat ikut perjamuan Tuhan bahkan ibadah biasa artinya saya tidak respect sama Tuhan n itulah yg akan mendatangkan hukuman buat saya. It’s make me weak.

Dari Firman Tuhan ini saya diajarkan kembali :

  1. Untuk punya sikap yang benar ketika hidup berjemaat dalam Tuhan, saya harus mengerti posisi saya dan pusat pikiran saya ada di mana, yaitu Tuhan, bukan suka-suka saya.
  2. Saya harus respect ke Tuhan dengan terlebih dahulu respect ke jemaat lain, klu saya tidak bs lakukan itu boro2 bilang respect sama Tuhan yang tidak kelihatan. Buktinya sama yg kelihatan saja saya nggak bs respect.
  3. Saya mau menghilangkan ke arie-an saya agar bisa bersinkronisasi dalam jemaat dan bisa saling menopang satu dengan yang lain. Krn saya dan jemaat yang lain adalah satu tubuh/satu darah/satu gerakan.

Palopo, 12-10-2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *