Titus 1

Lanjut ke surat Paulus yg berikutnya, yaitu surat yang ditujukan kepada Titus. Sama halnya seperti Timotius, Titus juga punya tugas yang sama, bedanya Timotius di Efesus, sedangkan Titus di Kreta. Mereka sama2 ditugaskan untuk membimbing/mengarahkan jemaat yang ada di sana.

Titus 1:7-9
Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Sama halnya Timotius, tugas pertama Titus adalah memilih pemimpin rumah Allah/penatua berdasarkan kriteria-karakter pemimpin yang benar.

Knp?

Supaya ia (penatua) sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Titus 1:10-11
Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.

Karena di Kreta sudah susah menemukan orang yang punya kriteria seperti itu, banyakan dr mereka yang bersedia mengajarkan apa saja selama itu membawa keuntungan buat mereka.

Titus 1:15-16
Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Keras banget yah surat Paulus ini, tidak peduli apa yang mereka ajarkan selama mereka sendiri najis, yg mereka ajarkanpun najis.

Begitu jg saya, apapun yang berusaha saya lakukan keluar, selama saya tidak bisa menjaga hidup saya pribadi benar itupun tidak akan Tuhan perhitungkan sebagai suatu kebenaran.

Sekali lg diingatkan akan sebuah perumpamaan, lantai kotor tidak akan bisa dibersihkan pakai sapu yang kotor. Tetap akan kotor.

So yang harus saya pastikan pertama adalah bagaimana hidup saya, apakah sudah memberikan contohan yang benar. Krn secra psikologis saya akan cenderung susah/tidak berani menegur orang yang tidak punya komitmen bersaat teduh saat saya sendiri tidak saat teduh, saya akan berat hati menegur orang yang sombong ketika saya sendiri masih sombong, saya jadi malu menegur orang yang gampang ngeluh klu toh saya sendiri jg sering terdengar bersungut2 di depan mereka.
Sebenarnya hal ini jg sih yg secara tidak langsung saya latih/awasi ketika bantu hidup orang lewat study bible. Bukan hanya bantu hidup orang tapi lebih bantu mengawasi hidup saya.

Palopo, 11-08-2020
Be an example

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *