1 Tawarikh 17:4, 11-12
”Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah bagi-Ku untuk didiami…. Apabila umurmu sudah genap untuk pergi mengikuti nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, salah seorang anakmu sendiri, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi-Ku dan Aku akan mengokohkan takhtanya untuk selama-lamanya.
Ini adalah respon Tuhan kepada Daud, saat Ia mendapati niat Daud ingin membangunkan rumah bagiNya.
Trus gimana respon Daud?
1 Tawarikh 17:16-17
Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: “Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya TUHAN Allah.
Ia tidak menjadi kecewa, tapi malah makin bersyukur dengan jawaban Tuhan itu.
Padahal kadang yah sebagai manusia, saya juga sering kecewa ketika punya niat baik tapi dapat respon negatif dari orang lain, kenapa Daud bisa beda?
- karena Daud begitu tulus mengasihi Tuhan dan iapun mengerti posisinya di hadapan Tuhan itulah kenapa meskipun bukan ia yang dipilih Tuhan buat membangun rumahNya, yg walau secara manusiawi ia sangat mampu melakukan itu, ia tidak kecewa.
- Posisinya sebagai alat Tuhan. Seberapa besar dan berkuasanya dia, dia hanya alat bagi Tuhan, dan Tuhan bebas menggunakan atau tidak menggunakan dia sesuai kehendakNya.
- Posisinya untuk berfungsi sesuai porsinya. Dia pun sadar klu baik dia maupun anaknya punya peranan/fungsi masing-masing dan itu sama-sama punya upah di hadapan Tuhan. Dia berperang, anaknya membangun.
- Posisinya sebagai disciples. Daud begitu mengenal Tuhan bagaimana ia selalu percaya akan rancangan Tuhan kepadanya dan keluarganya pasti selalu yang terbaik. Kata “Tidak” dari Tuhan merupakan “Ya” dalam rancangan terbaik buat diriNya.
Dari saat teduh saya hari ini, saya belajar lagi dari Daud tentang:
- Pentingnya saya mengenal Tuhan jauh lebih dalam, sehingga apapun jawaban Tuhan, saya bisa meresponnya dengan benar. Tidak kecewa tetapi selalu bersyukur krn tau itupun bagian dari rencana baik Tuhan dalam hidup saya.
- Ketulusan dalam mengasihi Tuhan, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, anything about God not me.
- Humbleness, Daud aja yang adalah raja suaru bangsa bisa tunduk pada perannya sebagai alat Tuhan, masakan saya yang bukan apa2 ini mau sok sebagai tuan atas hidup saya.
- Works, saya harus sadar akan panggilan saya untuk berfungsi, mungkin bukan seluar biasa orang lain, tapi saya harus sadar, saya tetap punya bagian yang harus saya kerjakan untuk menjawab ekspektasi Tuhan atas hidup yang ia percayakan kepada saya.
Palopo, 01 February 2021