2 Tawarikh 1

2 Tawarikh 1:1
Salomo, anak Daud, menjadi kuat dalam kedudukannya sebagai raja; TUHAN, Allahnya, menyertai dia dan menjadikan kekuasaannya luar biasa besarnya.

Di buku 2 Tawarikh ini, mulai menceritakan perjalanan hidup seorang Salomo, yang dimulai dengan kalimat ini bahwa ia begitu kuat dalam kedudukannya sebagai raja karena Tuhan menyertai dia.

Apa yang membuat Tuhan begitu mengasihi Salomo?

2 Tawarikh 1:6
Salomo mempersembahkan korban di sana di hadapan TUHAN di atas mezbah tembaga yang di depan Kemah Pertemuan itu; ia mempersembahkan seribu korban bakaran di atasnya.

Yang pertama, karena ia melakukan persis seperti apa yang Daud wariskan kepadanya yaitu dengan penuh ketaatan menyembah Tuhan. Padahal as a king dia bisa aja berbalik dan melakukan banyak hal untuk dirinya sendiri

2 Tawarikh 1:9-10
Maka sekarang, ya TUHAN Allah, tunjukkanlah keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku, sebab Engkaulah yang telah mengangkat aku menjadi raja atas suatu bangsa yang banyaknya seperti debu tanah. Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?”

Yang kedua, ia mengerti kedudukannya di hadapan Tuhan walaupun sebagai raja suatu bangsa, ia tetaplah pekerjanya Tuhan, oleh karena itu ia hanya meminta satu hal kepada Tuhan yakni hikmat untuk memimpin dan menjaga bangsa pilihan Tuhan ini.

2 Tawarikh 1:12
maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau.”

Dan inilah yang Tuhan berikan kepada Salomo, bukan hanya sebatas apa yang ia minta itu, tapi bahkan semua yg ia akan butuhkan sebagai pekerjanya Tuhan, Tuhan lengkapi. Jadi ingat ayat Firman Tuhan di Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Dari saat teduh saya pagi ini, saya belajar dari Salomo untuk :

  1. Mengasihi Tuhan Yesus dengan penuh ketaatan sejati, tetap mau taat meskipun keadaan baik atau buruk menggoda saya untuk tidak memprioritaskan kesukaan Tuhan tapi kesenangan saya sendiri.
  2. Menjadi pekerjanya Tuhan sebagai cara yang tepat untuk mencari kerajaan Allah, yaitu selalu meminta hikmat dari Tuhan untuk bisa menempatkan diri dengan baik sebagai murid Tuhan untuk mengasihi dan menolong orang-orang di sekitar saya yang juga banga pilihan Tuhan untuk saya bisa memimpin/diteladani untuk lakukan yang kebenaran Tuhan.

Palopo, 10-02-2021
Be worker of God

1 Tawarikh 29

1 Tawarikh 29:3-5
Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan, yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?”

Menjelang kematian, Daud sadar bahwa meskipun persiapan rumah Tuhan sudah begitu banyak, tapi masih kurang karena ia sadar bahwa ini adalah rumah Tuhan bukan rumah buat sesuatu yang ada di dunia ini, bahkan langitpun tidak akan cukup menjadi tumpuan kakiNya. Oleh karena itu karena sudah tidak ada lagi yang ia bisa dapatkan dari luar (hasil perang & persembahan kerajaan lain), iapun memberikan apa yang ada padanya untuk Tuhan. Tidak sampai di situ, iapun mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Jadi ingat apa yang pak Jokowi lakukan dengan vaksin, ia memberikan contohan yang sama seperti yang Daud lakukan, yakni keteladanan untuk menjadi yang pertama melakukan apa yang menurut mereka benar. Bukan sekedar memerintah.

1 Tawarikh 29:9
Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.

Setelah memberikan sebagian besar dari apa yang mereka miliki, bukannya kekurangan, mereka malah bisa mendapatkan hal yang jauh lebih dari harta mereka yaitu sebuah rasa sukacita yang besar karena mereka bisa memberikan dengan tulus kepada Tuhan. Kok bisa sih?

1 Tawarikh 29:14
Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.

Hal itu ternyata karena mereka begitu bersyukur sama Tuhan dan tau kalau semua yang mereka miliki sampai Israel sebesar saat itu adalah semua karena Tuhan, bahkan apa yang pada saat itu mereka persembahkan buat Tuhan bukan sesuatu yang asalnya dari mereka melainkan emang pada awalnya merupakan milik Tuhan yang dipercayakan kepada mereka.

Dari saat teduh saya pagi ini saya belajar dari kisah terakhir raja Daud, untuk:

  1. Menjadi seorang leader yang bisa menjadi teladan dalam setiap perkataan dan tindakan saya, jika saya mau mengajak orang untuk melakukan yang benar sesuai Firman Tuhan, saya harus melakukannya terlebih dahulu. Demikian juga sebaliknya saat saya mulai terpikir untuk menghakimi orang, saya harus sadar akan dosa saya terlebih dahulu, agar rasa berhak menghakimi saya itu kembali ke Tuhan dan saya bisa mengasihi orang itu lagi.
  2. Mengembalikan semua yang saya miliki untuk Tuhan dengan tulus hati sebagai ucapan syukur akan Tuhan yang begitu baik buat hidup saya.
  3. Makin rendah hati karena saya sadar klu yang saya berikan buat Tuhan bukanlah sesuatu yang saya miliki, tapi memang pada awalnya itu kepunyaan/haknya Tuhan.

Palopo, 09-02-2021

1 Tawarikh 28

1 Tawarikh 28:2-3
Lalu berdirilah raja Daud dan berkata: “Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku! Aku bermaksud hendak mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian TUHAN dan untuk tumpuan kaki Allah kita; juga aku telah membuat persediaan untuk mendirikannya. Tetapi Allah telah berfirman kepadaku: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah.

Setelah semua orang berkumpul dihadapan Daud, iapun menyampaikan impiannya kepada seluruh pembesar Israel akan Rumah Allah dan alasan kenapa bukan dia dan kenapa belum waktunya rumah Allah dibangun pada zamannya.
(Mungkin aja ada yg mulai bertanya kenapa belum juga dibangun padahal bahan bangunannya udah terkumpul sangat banyak)

Maka disinilah kesempatan Daud menjelaskan kepada segenap bangsa itu akan bagaimana Tuhan itu begitu kudus sehingga meskipun orang itu adalah raja Daud sekalipun yang begitu dikasihi Tuhan, tetapi karena tidak kudus (penuh darah) Tuhan tetap tidak berkenan untuk dibangunkan rumah dari tangannya.
Ada kekaguman yang luar biasa dalam diri Daud kepada Tuhan meskipun bukan dia yg mendapat privilage untuk membangunkan rumah buat Tuhan karena ia begitu dekat dengan Tuhan dan tau keadaannya di hadapan Tuhan.

1 Tawarikh 28:9
Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.

Dan terkhusus buat anaknya Salomo, Daud tidak mengajarkan bagaimana cara menjadi pemimpin yang hebat buat bangsa yang besar itu, bagaimana harus menjaga kestabilan ekonominya, keamanannya, dll. Daud hanya menyampaikan satu hal yang jauh lebih penting yaitu Fondasi agar Salomo bisa mengenal Allah sebagaimana Daud mengenal Allahnya tapi bukan karena disuruh sama Daud. Tapi harus berasal dari hati Salomo sendiri yang dengan rela hati mencari Tuhan.

1 Tawarikh 28:19
Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh TUHAN, yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu.

Kirain selama ini Daud mengumpulkan semua persiapan pembangunan Rumah Tuhan berdasarkan inisiatifnya sendiri, menghitung lebar tinggi dan isinya berdasarkan pengetahuan dia sendiri, ternyata untuk hal inipun Daud lakukan berdasarkan atas ilham (petunjuk Tuhan yang timbul di hati) Tuhan. Begitu dekatnya Daud dengan Tuhan sampai apa yang Tuhan mau bs timbul keluar dari hati Daud.

Dari saat teduh saya hari ini saya belajar lagi dari Daud untuk :

  1. Menjaga kekudusan saya sebagai harga mati, karena mau sehebat apapun saya, mau seberhasil apapun saya (yang pastinya takan bs menyamai Daud) tetap tidak akan bisa berbuat sesuatu yang sekecil apapun untuk Tuhan jika saya hidup dengan keadaan yang najis/tidak kudus.
  2. Mengenal Tuhan jauh lebih penting daripada segala hikmat yang ada di dunia ini, karena terbukti dari apa yang Daud wariskan adalah hikmat buat menganal Allah bukan mengenal ilmu tentang cara menjadi raja yang baik. Karena jika saya mengenal Tuhan maka apapun yang saya kerjakan pasti akan berhasil karena saya bisa duplicate cara kerja Tuhan.
  3. Berusaha untuk semakin lapar akan Tuhan setiap hari, karena hal itu yang bisa bantu hati saya untuk merasakan ilham dari Tuhan / sensitif dengan apa yang Tuhan mau untuk saya lakukan.

Palopo, 08-02-2021

1 Tawarikh 27

Something about number 24

1 Tawarikh 27:1
Adapun orang Israel, inilah daftar para kepala puak, para panglima pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pengatur yang melayani raja dalam segala hal mengenai rombongan orang-orang yang bertugas dan libur, bulan demi bulan, sepanjang tahun. Setiap rombongan berjumlah dua puluh empat ribu orang.

Saat membaca bagian ini, saya malah kepikiran satu hal, kenapa semuanya serba “24” , bahkan pada pasal- pasal sebelumnya juga menceritakan bagaimana pembagian tugas orang Lewi juga dibagi ke dalam 24 hari, bukannya sebulan itu 30 hari yah?

So akhirnya saya mencari arti angka 24 itu, ternyata itu bermula dari bilangan dimana di sana dijelaskan klu ada korban keselamatan dari 24 kambing jantan (pasal 7:88) dan juga ada kematian karena tulah sejumlah 24 ribu jiwa (pasal 25:9). Kemudian di Wahyu 4:4 juga dijelaskan klu ada 24 tahta tua-tua yang memakai pakaian putih dan mahkota emas dikepalanya. Dan itulah yg melambangkan pemerintahan yang sempurna alias simbol keimaman. Dan mungkin hal itu jugalah yang sedang Daud terapkan di pemerintahannya.

Itu sih yang bs saya dapatkan, mungkin bisa kasih masukan jika hal yang saya dapatkan ini keliru? Just for my curious 😅

Ok kembali kelaptop!
1 Tawarikh 27:23-24
Daud tidak menghitung jumlah orang-orang yang berumur dua puluh tahun ke bawah, sebab TUHAN telah menjanjikan untuk membuat orang Israel sebanyak bintang-bintang di langit. Memang Yoab, anak Zeruya, telah mulai menghitung, tetapi ia tidak menyelesaikannya, sebab oleh karena hal itu orang Israel tertimpa murka; dengan demikian jumlah mereka tidak dibukukan dalam kitab sejarah raja Daud.

Ini yang jadi salah satu alasan knp Tuhan sampai murka atas Israel di pasal 21 karena Daud menjadi lupa akan janji Tuhan (entah lupa atau ragu) sampai ia bisa digoda oleh kesombongannya dan malah menghitung jumlah bangsa Israel.
Akhirnya kali ini Daud melakukannya dengan benar.
Padahal sama-sama menghitung, yg membedakan adalah motivasi yang Daud miliki kemarin dengan hari ini, yg sebelumnya karena ingin melihat kekuatan bangsa ini sebagai hasil jasanya, sedangkan yg terjadi pada waktu ini adalah ia sedang menghitung orang-orang yang Tuhan sediakan untuk pekerjaan di rumah Tuhan dan pemerintahannya.

Dari saat teduh saya hari ini saya belajar :

  1. Jangan sampai lupa akan janji Tuhan apalagi ragu, karena itu bisa membuat sifat kedagingan saya keluar dan melihat hasil yang saya peroleh sampai hari ini, itu semua karena saya, bukan karena Tuhan yang sedang memproses janjiNya terjadi dalam hidup saya.
  2. Belajar dari pengalaman/kesalahan saya di masa lalu untuk tidak mengulangi hal yang bisa buat Tuhan tidak berkenan atas hidup saya, klu bisa malah saya harus belajar dari kesalahan orang lain. Saat ini saya belajar dari kesalahan Daud tentang kesombongannya, dan
  3. Saya harus belajar tegas untuk lakukan kebenaran di tempat saya bekerja walau itu perintah langsung dari atasan saya jika itu salah saya tidak boleh lakukan secara total, tanpa alasan pembenaran. Tidak seperti Yoab, yg walaupun sadar itu salah tapi tetap menjalankannya krn takut, mungkin dengan pembenaran klu dia tidak hitung semuanya.

Palopo, 06 Februari 2021

1 Tawarikh 23-26

1 Tawarikh 23:3-5
Lalu dihitunglah orang-orang Lewi, yang berumur tiga puluh tahun ke atas, dan jumlah orang-orang mereka, dihitung satu demi satu, ada tiga puluh delapan ribu orang. “Dari orang-orang ini dua puluh empat ribu orang harus mengawasi pekerjaan di rumah TUHAN; enam ribu orang harus menjadi pengatur dan hakim; empat ribu orang menjadi penunggu pintu gerbang; dan empat ribu orang menjadi pemuji TUHAN dengan alat-alat musik yang telah kubuat untuk melagukan puji-pujian,” kata Daud.

4 pasal dalam buku Tawarikh ini menurut saya merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan karena membahas satu hal yang sama yaitu pembagian tugas orang-orang Lewi dan penjabarannya secara detail dalam menjalankan bagian mereka untuk jadi pelayan di rumah Tuhan.

Kenapa harus orang Lewi? Karena itu yang dikehendaki Tuhan/Firman Tuhan.

Klu jadi keturunan orang Lewi, mungkin nggak sih bertanya knp mesti mereka? Iya mungkin jika itu saya yg disana, tapi buat orang Lewi, itu merupakan kehormatan yang sangat mulia untuk bisa melayani Tuhan. Bisa begitu dekat dengan Tuhan setiap saat yang orang lain tidak bisa lakukan. Dipilih Tuhan merupakan suatu anugrah yg tak terkira karena dari sekian banyak suku/manusia, hanya mereka yg dapat kesempatan itu.

Dari saat teduh saya pagi ini saya belajar :

  1. Leadership dari Daud yang sangat managerial dan begitu rinci mengatur pembagian-pembagian tugas orang Lewi, sayapun harus bisa menjadi pemimpin yang bisa mengarahkan diri saya sendiri tentunya dan juga orang untuk bekerja dengan baik sesuai porsi kita dalam pekerjaan-pekerjaan membangun rumah Tuhan / hidup kita masing-masing.
  2. Sadar akan karakter manusia yang butuh arahan akan tugas mereka, meskipun orang Lewi udah tau bagian mereka dalam melayani Tuhan turun temurun, tapi mereka tetap harus diarahkan oleh Daud akan bagian dan tugas mereka. Karena manusia daging saya gampang keluar jalur sehingga benar-benar butuh arahan dari Firman Tuhan dan orang lain/mentor.
  3. Untuk punya rasa bangga dipilih Tuhan sama seperti orang Lewi yang jadi bangsa pilihan untuk melayani Tuhan seumur hidup mereka dari pagi sampai malam. Sayapun harus belajar mengoreksi hati saya setiap saat untuk melihat hal ini sebagai suatu keuntungan/privilege bukan suatu beban apalagi rutinitas.

Palopo, 05-02-2021

1 Tawarikh 22

1 Tawarikh 22:5
Karena pikir Daud: “Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!” Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati.

Baru saja murka Tuhan surut kepad Daud dan bangsa Israel, Daud sudah langsung mengembalikan hatinya untuk mengerjakan impiannya buat Tuhan yaitu menyiapkan bahan baku untuk membangun rumah Tuhan. Ia tahu bagaimana Solomo, akan menanggung tanggung jawab yang begitu besar mulai sejak masa mudanya, makanya Daud ingin meringankan beban itu dan mempersiapkan apa yang bisa ia lakukan atau yg menjadi bagian dia.

1 Tawarikh 22:11-12
Maka sekarang, hai anakku, TUHAN kiranya menyertai engkau, sehingga engkau berhasil mendirikan rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya mengenai engkau. Hanya, TUHAN kiranya memberikan kepadamu akal budi dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perintah atas Israel, supaya engkau memelihara Taurat TUHAN, Allahmu.

Bukan hanya bahan baku materil yang Daud siapkan buat Salomo, tapi ia juga menyiapkan bahan baku yang jauh lebih penting dari semua itu yaitu sikap hati yang bergantung sepenuhnya pada kekuatan Allah. Daud mengingatkan Salamo sejak dini, klu hanya krn penyertaan Tuhan sajalah maka Salomo akan mampu mengemban tugas-tugasnya kelak sebagai yang meneruskan tugas Daud baik atas rumah Allah maupun atas bangsa Israel.

1 Tawarikh 22:18-19
”Bukankah TUHAN, Allahmu, menyertai kamu dan telah mengaruniakan keamanan kepadamu ke segala penjuru. Sungguh, Ia telah menyerahkan penduduk negeri ini ke dalam tanganku, sehingga negeri ini takluk ke hadapan TUHAN dan kepada umat-Nya. Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu. Mulailah mendirikan tempat kudus TUHAN, Allah, supaya tabut perjanjian TUHAN dan perkakas kudus Allah dapat dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi nama TUHAN.”

Bukan hanya anaknya, Salomo, Daud juga membawa serta hati para pembesar Israel untuk semakin teguh hatinya untuk melakukan impian Daud dan pekerjaan Allah dibawa pimpinan Salomo.

Dari saat teduh saya malam ini saya belajar :

  1. Pure heart. Untuk punya hati seperti Daud yang meskipun sempat jatuh dan dapat konsekwensi atas kesalahan yang dia perbuat, ia bisa bangkit begitu cepat, tidak larut dengan guilty feelingnya dia, ia mau langsung lakukan pekerjaan Tuhan lagi dan makin giat mengingat sisa waktu yang dia punya makin singkat untuk dapat mempersiapkan bagiannya.
  2. Leadership. Punya kepemimpinan seperti Daud yang mau membagikan impiannya untuk Tuhan kepada anaknya dan bawahannya. Sayapun harus bisa membagikan impian saya atau memberikan impian kepada orang yang saya bimbing dan orang disekitar saya.
  3. Be loyal developer. Setelah jadi murid saya harus terus mencari dan mengenal Tuhan semakin dalam dan terus membangun rumah Tuhan yaitu hidup saya sendiri untuk semakin jadi teladan buat orang lain dan makin layak untuk Tuhan tempati.

Palopo, 04-02-2021

1 Tawarikh 21

1 Tawarikh 21:1-2
Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: “Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka.”

Apa untungnya iblis menghasut Duad buat menghitung bangsa Israel? Bukannya lumrah untuk mengadakan sensus seperti di buku Bilangan!
Kenapa hal ini pada akhirnya mendatangkan murka Allah?

Banyak banget pertanyaannya, bahkan pas baca di Samuel 24, bukan iblis yang membujuk Daud menghitung bangsanya, tapi Tuhan sendiri yang menghasut (incited) Daud untuk melawan bangsa ini dengan menghitung mereka. Why?

klu ada yang tau jawabannya, please advice yah🙏🏻

Yang bisa saya sadari saat ini adalah bahwa Daud melakukan penghitungan itu setelah ia dan bangsanya melewati banyak peperangan dan kemenangan, apalagi dengan bangsa2 besar seperti Filistin (orang yg besar perawakannya).

Sebagai manusia Daud juga pasti punya sisi kemanusiaan yang bisa menonjol ketika dia nggak rohani, mungkin saat itu ia bagitu senangnya dengan kemenangan sampai ingin menghitung berapa sih kekuatan tempur yg ia miliki sampai bisa memenangkan perang sebelumnya!.

Logisnya habis berperang pasti berkurang yah jumlahnya krn kematian, jadi ngapain disensus klu bukan untuk mengukur kekuatan bangsanya itu!

Jadi udah kelihatan klu yg jadi masalah bukan kegiatan sensusnya, tapi motivasi dari Daud untuk lakukan sensus itu “bukan semata-mata untuk menghitung jumlah orangnya tapi untuk menghitung kekuatan tempur bangsa itu”, pemikirannya sudah bergeser klu kemenangan mereka krn dia dan jumlah bangsanya, bukan krn Tuhan. Dan mungkin pemikiran itu juga sudah menggerogoti seluruh orang Israel.

Itulah kenapa Tuhan murka kepada mereka.

1 Tawarikh 21:13
Lalu berkatalah Daud kepada Gad: “Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.”

Meskipun dalam keadaan itu, satu hal yang positif dari Daud, ia gampang sadar akan kesalahannya dan bisa kembali remuk hati dihadapak Tuhan, itu semua krn pengenalannya akan Tuhan, sehingga ia bisa memilih tangan Tuhan daripada tangan manusia. (Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.)

Dari saat teduh ini saya belajar :

  1. Nobody perfect, bahkan orang sekaliber Daud yg begitu bergaul dengan Tuhan jg jatuh dalam dosa, apalagi saya, so saya harus berjaga-jaga setiap waktu, terutama tentang motivasi saya melakukan sesuatu, benarkah itu untuk Tuhan atau untuk diri saya sendiri.
  2. Merendahkan diri lebih lagi di hadapan Tuhan, semua yang saya capai hari ini bukan krn apa yang saya miliki tapi semuanya hanya karena kemurahan Tuhan. So untuk apa saya harus menyombongkan diri.
  3. Saat jatuh, saya harus bangkit lagi dan bertobat ikuti proses/cara Tuhan, bukan cara yang disediakan manusia/dunia.

Palopo, 03-02-2020

1 Tawarikh 18-20

1 Tawarikh 18:1-3
Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan mereka; lalu ia merebut Gat dan segala anak kotanya dari tangan orang Filistin. Dan Daud memukul kalah orang Moab, sehingga orang Moab takluk kepadanya dan harus mempersembahkan upeti. Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer, raja Zoba, dekat Hamat, ketika ia pergi menegakkan kekuasaannya pada sungai Efrat.

Setelah tabut Tuhan berhasil kembali ke Yerusalem, makin banyak kemenangan perang yang diperoleh Daud dan Israel, bangsa-bangsa yang jauh lebih besar seperti Moab takluk di bawah bangsa Israel.

1 Tawarikh 18:11
Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang diangkutnya dari segala bangsa, yakni dari orang Edom, dari orang Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin dan dari orang Amalek.

Semua rampasan perang yang diperoleh Daud, tidak ia gunakan untuk membangun istananya atau menggunakan untuk keperluannya, tapi ia tabung/timbun untuk bahan baku pembuatan Rumah Tuhan.

1 Tawarikh 19:1
Sesudah itu matilah Nahas, raja bani Amon, lalu anaknya menjadi raja menggantikan dia.
1 Tawarikh 20:5
Maka terjadilah lagi pertempuran melawan orang Filistin, lalu Elhanan bin Yair menewaskan Lahmi, saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.

Meskipun pada zaman Daud adalah zaman bangkitnya bangsa Israel, namun ternyata peperangan tidak pernah surut dari bangsa ini, keberadaan tabut Tuhan bukanlah jaminan mereka bisa lepas dari perang, bangsa yang sebelumnya kalah, pada masa tertentu bangkit lagi memberikan perlawanan.
Yang berbeda adalah penyertaan Tuhan yang selalu ada buat mereka.

Dari saat teduh ini saya belajar dari hidup Daud :

  1. Penyertaan Tuhan membangun rasa percaya diri Daud dan bangsanya sehingga makin banyak perang yang mereka menangkan, sayapun harus punya confidence from God yang sepeti ini, dengan Tuhan semuanya pasti akan bisa saya lewati.
  2. Bersama Tuhan bukan berarti tidak ada peperangan, justru semakin banyak peperangan yang sebenarnya Tuhan pakai untuk membuat bangsa kecil seperti Israel makin besar di mata bangsa lain. Masalah yang datang dalam hidup sayapun Tuhan pakai untuk buat saya lebih bertumbuh dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
  3. Segala hal yang bisa saya lakukan bersama Tuhan bukanlah untuk saya, melainkan harus saya persembahkan kembali buat membangun bait Tuhan, tubuh jemaat Tuhan.

Palopo, 2 February 2021

1 Tawarikh 17

1 Tawarikh 17:4, 11-12
”Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah bagi-Ku untuk didiami…. Apabila umurmu sudah genap untuk pergi mengikuti nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, salah seorang anakmu sendiri, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi-Ku dan Aku akan mengokohkan takhtanya untuk selama-lamanya.

Ini adalah respon Tuhan kepada Daud, saat Ia mendapati niat Daud ingin membangunkan rumah bagiNya.

Trus gimana respon Daud?

1 Tawarikh 17:16-17
Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: “Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya TUHAN Allah.

Ia tidak menjadi kecewa, tapi malah makin bersyukur dengan jawaban Tuhan itu.

Padahal kadang yah sebagai manusia, saya juga sering kecewa ketika punya niat baik tapi dapat respon negatif dari orang lain, kenapa Daud bisa beda?

  • karena Daud begitu tulus mengasihi Tuhan dan iapun mengerti posisinya di hadapan Tuhan itulah kenapa meskipun bukan ia yang dipilih Tuhan buat membangun rumahNya, yg walau secara manusiawi ia sangat mampu melakukan itu, ia tidak kecewa.
  • Posisinya sebagai alat Tuhan. Seberapa besar dan berkuasanya dia, dia hanya alat bagi Tuhan, dan Tuhan bebas menggunakan atau tidak menggunakan dia sesuai kehendakNya.
  • Posisinya untuk berfungsi sesuai porsinya. Dia pun sadar klu baik dia maupun anaknya punya peranan/fungsi masing-masing dan itu sama-sama punya upah di hadapan Tuhan. Dia berperang, anaknya membangun.
  • Posisinya sebagai disciples. Daud begitu mengenal Tuhan bagaimana ia selalu percaya akan rancangan Tuhan kepadanya dan keluarganya pasti selalu yang terbaik. Kata “Tidak” dari Tuhan merupakan “Ya” dalam rancangan terbaik buat diriNya.

Dari saat teduh saya hari ini, saya belajar lagi dari Daud tentang:

  1. Pentingnya saya mengenal Tuhan jauh lebih dalam, sehingga apapun jawaban Tuhan, saya bisa meresponnya dengan benar. Tidak kecewa tetapi selalu bersyukur krn tau itupun bagian dari rencana baik Tuhan dalam hidup saya.
  2. Ketulusan dalam mengasihi Tuhan, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, anything about God not me.
  3. Humbleness, Daud aja yang adalah raja suaru bangsa bisa tunduk pada perannya sebagai alat Tuhan, masakan saya yang bukan apa2 ini mau sok sebagai tuan atas hidup saya.
  4. Works, saya harus sadar akan panggilan saya untuk berfungsi, mungkin bukan seluar biasa orang lain, tapi saya harus sadar, saya tetap punya bagian yang harus saya kerjakan untuk menjawab ekspektasi Tuhan atas hidup yang ia percayakan kepada saya.

Palopo, 01 February 2021

1 Tawarikh 15-16

1 Tawarikh 15:1-2
Daud membuat bagi dirinya gedung-gedung di kota Daud, lalu ia menyiapkan tempat bagi tabut Allah dan membentangkan kemah untuk itu. Ketika itu berkatalah Daud: “Janganlah ada yang mengangkat tabut Allah selain dari orang Lewi, sebab merekalah yang dipilih TUHAN untuk mengangkat tabut TUHAN dan untuk menyelenggarakannya sampai selama-lamanya.”

Setelah kejadian yang terjadi dengan Uza, yang membuat Daud jadi begitu takut sama Tuhan dan worry klu-klu Tuhan tidak menyertainya, tidak membuat kerinduan dirinya untuk membawa tabut Tuhan kembali ke Yerusalem menjadi hilang/surut, bahkan kali kedua ini Duad mempersiapkannya jauh lebih matang dengan berstandar pada Firman Tuhan. Kali ini ia mau lakukan dengan caraNya Tuhan bukan cara dia.

1 Tawarikh 15:29
Ketika tabut perjanjian TUHAN itu sampai ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud melompat-lompat dan menari-nari. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya.

Daud begitu bersukacita setalah ternyata tabut Tuhan berhasil masuk ke Yerusalem, ia meloncat-loncat dan menari-nari begitu girangnya, sampai-sampai dikatakan sebagai orang hina sama istrinya sendiri.

1 Tawarikh 16:43
Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu masing-masing ke rumahnya, dan Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya.

Pagi ini saya belajar dari karakter yang Daud miliki;

  • ia punya kepercayaan diri yang luar biasa untuk overcome sama Tuhan. Cepat menyadari kesalahannya dan kembali mau lakukan yang lebih benar sesuai Firman Tuhan.
  • Ia selalu mau dekat dengan Tuhan, meskipun awalnya sempat merasa insecure, tapi ia tidak menjauh, ia malah berpikir lebih keras lagi gimana caranya agar dia bisa kembali dekat dengan Tuhan dengan cara yang benar.
  • Dengan Tuhan saja sudah cukup. Ia begitu bersukacita ketika bisa dekat dengan Tuhan tanpa begitu terpengaruh oleh pandangan orang lain. Itu terjadi krn hubungan personalnya begitu dalam dengan Tuhan.
  • Segenap hati untuk Tuhan, bagaimana ia menyelesaikan semua pekerjaan dalam rumah Tuhan dengan teliti dan perhatian yang luar biasa.

Oleh karena itu, Saya mau memiliki karakter-karakter ini,

  1. Mau overcome setiap kali jatuh dosa/melakukan kesalahan/tidak semangat, untuk mendekat bukan menjuh sama Tuhan, dengan lebih segenap hati lagi sesuai resep/cara Tuhan, bukan cara saya, krn klu cara saya besar kemungkinan akan salah lg.
  2. Mau selalu punya kerinduan untuk dekat sama Tuhan dan bangun relasi yang makin dalam, and ketika dapati itu, itulah yang merupakan sumber sukacita saya yang utama bukan yang lainnya. So apapun penilaian orang lain sayapun tidak akan terpengaruh
  3. Memilih pasangan hidup yang sama level takut dan respectnya sama Tuhan, klu tidak bakal bermasalah kyk Daud dan Mikhal ini, beda keyakinan tentang Tuhan.

Palopo, 30-01-2021