2 Korintus 2

2 Korintus 2:4
Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua.

Paulus menuliskan surat keduanya ini dengan sangat bersedih hati karena melihat respon jemaat di Korintus atas surat pertama yg ia sampaikan ke sana. Bagaimana Paulus dinilai bukan sebagai seorang rasul krn keadaan fisik yg ia alami.
Tapi luar biasanya Paulus nggak menyerah atas mereka, ia tetap mau mengasihi mereka dan menunjukkan / mempertegas kasihnya lewat setiap ungkapan dalam suratnya yg kedua ini. Inilah cara yang Paulus lakukan untuk membereskan keadaan yg ia alami dan jemaat Korintus. Bagaimana dengan saya dan kamu?

2 Korintus 2:10-11
Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, seandainya ada yang harus kuampuni, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus, supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.

Paulus menegaskan bahwa ketika ada hal pertentangan baik antara ia dan jemaat disana atau antara jemaat yg satu dengan yang lain, haruslah mereka saling berinisiatif mengampuni bukan krn faktor pribadi yang sanggup mengampuni tapi krn Kristus juga mengampuni.
And then Paulus jg mengingatkan bahwa musuh kita sebagai pengikut Kristus bukan lagi satu sama lain melainkan iblis.

2 Korintus 2:17
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Paulus terus mengetuk hati jemaat disana bahwa yang ia lakukan itu murni krn ia mengasihi mereka, bukan untuk keuntungan ia pribadi seperti pemimpin jemaat yng sedang dipuja di Korintus saat Paulus tidak di sana. Tidak ada satupun Firman yang ia manfaatkan buat orang melihat kepribadiannya, tapi semua hal yang ia sampaikan untuk membantu orang melihat Tuhan.

Dari surat Paulus pagi ini saya belajar :

  1. Untuk mengasihi orang tanpa syarat (responnya harus baik dl), ketika saya dinilai tidak baikpun bagian saya tetap mengasihi bahkan berusaha mencari cara menjelaskan sebagaimana saya mengasihi dia, tidak tinggal diam. (Itulah proses rekonsiliasi)
  2. Menjaga hati saya jangan sampai saya tidak suka orang karena apa yang ia lakukan, sebaliknya saya harus tetap mengasihi pribadinya dan membenci tindakannya saja, karena iblislah yang harusnya jadi fokus saya untuk saya lawan, not people.
  3. Fokus saya adalah membawa hati orang buat melihat pribadi Tuhan setiap kali saya memperkatakan Firman, bukan malah punya motivasi buat saya kelihatan hebat/awesome krn itu. Jika mereka melihat sayanya, berarti saya sedang di posisi mencari keuntungan dari Firman Tuhan.

Palopo, 20-10-2020
Have a great day yeah 💪🏻

1 Korintus 16

1 Korintus 16:1
Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia.

Bagian akhir dari surat Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus ini mengajak jemaat disana untuk tidak self fokus, tapi mau membagikan berkat yang ada pada mereka sebagai suatu jemaat kepada jemaat yg lain yang membutuhkan untuk menopang pemberitaan injil di tempat lain sebagai satu tubuh dalam Yesus Kristus.

1 Korintus 16:8-9
Tetapi aku akan tinggal di Efesus sampai hari raya Pentakosta, sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.

Sama seperti yang Paulus contohkan bagaimana ia meskipun sedang membangun jemaat di Efesus dan mengalami banyak persoalan di sana, ia tetap memperhatikan jemaat di Korintus lewat surat ini, agar semua bagian tubuh Tuhan rapi tersusun mengarah ke Tuhan. Padahal bisa saja kan dia beralasan buat menyelesaikan masalah di Efesus dl baru memikirkan masalah di Korintus.

1 Korintus 16:17
Aku bergembira atas kedatangan Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus, karena mereka melengkapi apa yang masih kurang padamu; karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu

Karena selayaknya antara satu murid dan murid yang lain harus saling melangkapi bukan saling menguras, saling menyegarkan (jadi ingat pelajaran H2O kemarin dr pak budi😋)

Dari firman Tuhan ini saya diingatkan untuk :

  1. Tidak egois dengan apa yang saya punya saat ini baik saat berlebih maupun kekurangan, saya tetap harus mendorong diri saya untuk membagikan/ memperhatikan murid/jemaat yang lain. Krn itulah fungsi saya sebagai tubuh Kristus.
  2. Kesempatan buat berbagi dan mengasihi itu tidak datang dua kali, jika hal itu datang pada saya, saya harus melakukannya tanpa menunggu keadaan saya harus baik-baik dl.
  3. Saya harus jaga hati saya untuk melihat setiap murid yang Tuhan ijinkan hadir dalam hidup saya itu tujuannya buat melangkapi apa yang kurang dari saya, dan itu harusnya menyegarkan hati dan pikiran saya. Demikian sebaliknya sayapun harus bisa melengkapi apa yng kurang dari murid yang lain dan bisa menyiramkan kesegaran dalam hidup mereka.

Palopo, 17-10-2020
Have a goodly weekend🤗

1 Korintus 14 – Karunia untuk membangun Jemaat, bukan untuk diri sendiri

1 Korintus 14:1-3
Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.

Surat Paulus ini masih menyorot masalah pertemuan jemaat di Korintus, karena pertemuan itu berlangsung dengan tidak teratur dan tidak sopan/menghargai satu dengan yang lain, terlebih banyak di antara mereka yang mulai memakai bahasa roh.

1 Korintus 14:23
Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?

Bener sih n saya pernah di posisi orang luat itu, masuk ke sebuah gereja di tangerang yg pakai bahasa roh, kyk “samlabalabalaba”. Awalnya sih fine2 aja mikirnya paling singkat aja. Eh ternyata panjng banget n mulai risih, mereka ngomong apa sih? Kapan dijelasin artinya 😅. Dan beneran abis itu nggak ke sana lg. Sempet mikir bahasa roh gini banget yah, susah banget buat saya pahami.

1 Korintus 14:33
Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Segala hal yang Tuhan karuniakan buat kita semua bukan untuk kita bisa beriman dan survive didalam Tuhan saja, tapi untuk membawa damai sejahtera di tengah jemaat dan dunia dimana kita berada.

Dari Firman Tuhan pagi ini saya belajar :

  1. Setiap karunia/talenta yg Tuhan berikan buat saya, harus saya pakai buat membangun jemaat/tubuh Tuhan, bukan untuk kepentingan saya sendiri.
  2. Belajar bernubuat yaitu mengusahakan setiap kata yang keluar dari mulut saya penuh hikmat, yang pertama-tama harus mudah dimengerti/dipahami kemudian dapat membangun, menasehati, dan menghibur setiap orang yang mendengarnya.
  3. Tuhan tidak pernah menghendaki supaya saya jadi pembawa masalah, tapi harusnya saya menjdi pembawa damai sejahtera baik di rumah, di kantor, dan di tengah2 jemaat Tuhan.

Palopo, 15-10-2020
Have a blessed day yah🤗

1 Korintus 13

1 Korintus 13:1-3
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Masih dalam ruang lingkup “pertemuan jemaat” Korintus yg banyak mendatangkan keburukan buat tubuh Kristus, Paulus berusaha menjelaskan bahwa inti dari jemaat/murid adalah kasih.
Meskipun saya punya banyak talenta tetapi tidak bisa mengutamakan kasih saat menggunakan itu, semuanya akan sia-sia, malah bisa menimbulkan perpecahan di tengah jemaat.

1 Korintus 13:4-8
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan

1 Korintus 13:9
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

Seorang sekaliber Paulus aja sadar klu pengetahuan dan nubuat yg ia punyai itu nggak bisa sempurna, hanya kasih=Tuhan yg bisa menyempurnakannya. Apalagi hanya saya😅 yg butiran debu ini. Bagaimana bs saya menyombongkan talenta yg ada pada saya n bilang klu cukup hanya itu saja, nggak harus mengasihi.

Hari ini saya diingatkan kembali akan :

  1. Pentingnya saya mengutamakan orang lain dari diri saya sendiri dengan melakukan kasih saya ke orang lain, agar saya jangan jadi pemecah di dalam jemaat Tuhan.
  2. Apapun yang ada pda saya saat ini baik itu skill ataupun kemampuan tidak akan bisa membangun jemaat Tuhan jika saya menggunakannnya tanpa kasih. Benar-benar menegur gw banget😣. Semua yg ada pda saya akan bawa saya ke kesombongan.
  3. Kasih yang tidak berkesudahan, saya harus lakukan itu dengan tidak henti.

Palopo, 14-10-2020
Have a blessed day🙏🏻

1 Korintus 11

1 Korintus 11:17-18
Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.

Di pasal ini Paulus kembali menegur jemaat Korintus akan hal lain yaitu tentang hal pertemuan/berkumpul dan memecah2kan roti seperti jemaat mula2, yang harusnya mereka bisa kompak dan menaruh hati yang sama sebagai tubuh Tuhan Yesus yg berintegrasi dan saling menopang, tapi di jemaat Korintus malah terjadi perpecahan, ada yg egois dalam melaksanakan perjamuan kudus, tidak mau saling menunggu.

Padahal di ayat sebelumnya Paulus sudah menjelaskan bahwa jika mau hidup sebagai jemaat Tuhan, yang laki-laki harus tunduk dan berusaha mengerti isi pikiran Tuhan yang adalah Kepala jemaat, sedangkan perempuan harus tunduk kepada laki-laki. Itu semua bertujuan agar tercapai ketertiban dalam jemaat Tuhan.

1 Korintus 11:27-30
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

Pertama kali mengenal perjamuan kudus, saya diajarkan bahwa saya haruslah orng yg sudah dibaptis dulu baru berhak ikut perjamuan kudus klu tidak hal itu akan mendatangkan hukuman buat saya.
Tapi setelah baca ayat ini lg, saya baru sadar bahwa bukan hanya itu yang Paulus maksudkan tapi jika saya tidak punya sikap yang benar (menguasai kedagingan saya berupa rasa lapar/haus saya, not respect others, not support others) saat ikut perjamuan Tuhan bahkan ibadah biasa artinya saya tidak respect sama Tuhan n itulah yg akan mendatangkan hukuman buat saya. It’s make me weak.

Dari Firman Tuhan ini saya diajarkan kembali :

  1. Untuk punya sikap yang benar ketika hidup berjemaat dalam Tuhan, saya harus mengerti posisi saya dan pusat pikiran saya ada di mana, yaitu Tuhan, bukan suka-suka saya.
  2. Saya harus respect ke Tuhan dengan terlebih dahulu respect ke jemaat lain, klu saya tidak bs lakukan itu boro2 bilang respect sama Tuhan yang tidak kelihatan. Buktinya sama yg kelihatan saja saya nggak bs respect.
  3. Saya mau menghilangkan ke arie-an saya agar bisa bersinkronisasi dalam jemaat dan bisa saling menopang satu dengan yang lain. Krn saya dan jemaat yang lain adalah satu tubuh/satu darah/satu gerakan.

Palopo, 12-10-2020

1 Korintus 9

1 Korintus 9:16
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Pasal ini Paulus tulis sebagai respon/pembelaan dia atas banyaknya jemaat yg mengkritik dia tentang kerasulannya dan pengupahan yg selayaknya ia peroleh. Seolah-olah Ia memberitakan injil dengan motivasi untuk upah sebagai pemberita injil, seperti jadi pendeta demi gaji pendeta. Tapi lewat surat ini Paulus menjelaskan banyak hal tentang hak-haknya dia yg seharusnya jika dibandingkan dengan pekerjaan dunia, tapi semuanya itu tidak ia pergunakan “supaya jangan sampai mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.”

Krn memberitakan injil bukanlah pilihan seperti memlih pekerjaan, itu adalah keharusan baginya. Sebagai seorang percaya yg merasakan kebaikan Tuhan sudah menjadi respon yg benar untuk juga memberitakan kebaikan itu kepda orang lain.

1 Korintus 9:19-23
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

Paulus mengerti benar bagaimana Tuhan sudah memerdekakan dia, membebaskan dia untuk lakukan apa saja, tapi ia sadar untuk memberitakan Injil ia harus menyangkali diri akan kebebasan yg ia punya itu dan memikul salib pemberitaan Injil dengan jadi seorang hamba untuk semua orang. Menjadi seorang hamba bukan berarti seperti pembantu saja, tapi bagaimana ia bisa hidup seperti hidup orang lain yg ia ingin beritakan Injil itu. Mudah?? Pastinya nggak banget, seperti membuang habits yg selama ini ia hidupi dan menggantinya dengan habits hidup orang lain agar ada kesempatan memberitakan Injil kepada mereka. Like a chameleon.

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Dari Firman Tuhan ini saya belajar :

  1. Saat saya memberitakan Injil ke orang lain, saya harus jaga hati saya untuk tidak bermotivasi untuk mengharapkan imbal balik dr apa yg saya lakukan itu, apapun bentuknya, apa yg saya harapkan cukup dari Tuhan saja yg adalah sang pemberi pekerjaan pemberitaan Injil itu.
  2. Sebagai seorang kristen/murid Tuhan, memberitakan Injil bukanlah pilihan tapi keharusan buat saya lakukan. Bukan seperti memilih suatu pekerjaan dulu yg seperti pendeta, baru bisa memberitakan Injil. Celakalah klu saya tidak memberitakn Injil.
  3. Makin mengerti tentang makna menyangkal diri dan memikul salib yaitu hidup seperti bunglon buat banyak orang, menjadi lues, bisa menyatu dengan banyak orang, agar saya punya kesempatan lebih buat menyampaikan Injil ke dalam hidup mereka. Dan saya mau berkomitmen buat belajar lakukan ini lg krn belakangan ini sudah tidak lakukan.
  4. Berbaur tapi tetap punya karakter Tuhan dengan terus membangun relasi pribadi dengan Tuhan.

Palopo, 09-10-2020
Have a great day

Yakobus 3

Yakobus 3:1-2
Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Kenapa penghakiman menjadi guru akan jauh lebih berat ? Karena tugas guru adalah mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Dan ini bisa menjadi pengajaran yang baik atau malah buruk. Dan masalahnya ketika pengajaran itu disampaikan lewat kata-kata baik lisan maupun tulisan, kadang meskipun apa yang dimaksudkan baik, bisa jadi tidak baik ketika jadi tangkapan orang lain.

Oleh karena itu, saat saya tau bahwa area itu sangat rawan buat terjadi kesalahan, yg harus saya lakukan adalah setiap kali ingin menyampaikan sesuatu ke orang lain baik itu pernyataan atau bahkan pengajaran, pertama-tama saya harus minta hikmat dari Tuhan, biar Tuhan yang mengendalikan mulut/lidah/jari saya seperti kuda yg dikendalikan oleh tuannya, dan tentunya belajar juga dari orang-orang yang lebih berpengalaman dan dewasa yg sudah banyak membimbing orang dr berbagai latar belakang.

So ayat ini benar-benar mengingatkan saya untuk lebih pintar, lebih berhikmat lagi menyampaikan setiap hal ke orang lain. Dan satu hal apa yang saya katakan yang berupa pengajaran, harus jg saya lakukan krn itulah yg akan jadi pengadilan saya di hadapan Tuhan.

Yakobus 3:17-18
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

Dan yg kedua adalah tentang motivasi utama yang harus saya miliki setiap kali saya menyampaikan/memperkatakan sesuatu ke orang lain yaitu;

  1. Murni, tulus, tidak ada maksud lain/tersembunyi.
  2. Pendamai, tidak cari-cari masalah/mengadu satu dengan yg lain.
  3. Peramah, memakai tutur kata yang sopan dan baik.
  4. Penurut, tidak membantah ketika dikasih tau yg benar itu seperti apa.
  5. Penuh belas kasih, mencari perkataan yang bisa membuat orang lain tau klu dia berusaha dimengerti dan mau dibantu dipulihkan.
  6. Tidak memihak, tidak memihak salah satu pihak, apalagi ke diri sendiri, hanya mau mengatakan apa yang Tuhan perkatakan.
  7. Tidak munafik, apa yang saya sampaikan adalah juga yang saya benar-benar lakukan.

Palopo, 29-08-2020
Have a nice weekend to love one another with our words

Ibrani 6

Ibrani 6:4-6
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

Meskipun saat ini saya mungkin sudah melewati proses pertobatan pas belajar Firman Tuhan dan kemudian dibaptis, itu bukanlah jaminan bahwa hidup dan perjuangan saya sudah selesai. Saya nggak perlu untuk khawatir lg dengan dosa-dosa saya, sy tinggal menikmati kasih Tuhan.
Justru setelah itulah, yaitu saat sekarng ujian iman saya itu benar-benar Tuhan lihat, apakah saya bisa terus berkomitmen dengan janji saya kepada Tuhan, atau mulai mengingkarinya, mulai melupakan kasih Tuhan yang rela disalib meskipun hanya untuk saya seorang diri yg berdosa. Bagaimana? Lewat hidup sesuka saya saja tanpa peduli dengan perbuatan-perbuatan baik yang harusnya terus saya lakukan.
Sayapun mulai murtad bukan dengan tidak percaya Tuhan, tapi mulai kehilangan semngat mengasihi saya, mulai egois dan fokus pada diri saya sendiri, krn dalam berjalannya waktu ada hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan kemudian saya melimpahkan itu ke Tuhan, yg pelan2 merubah pandangan saya ke Tuhan.
Dari ayat ini saya diingatkan lg untuk bertobat, jangan sampai saya menyalibkan Tuhan Yesus kedua kalinya dengan sikap hidup saya yg responnya berlawanan dari kasih yang Tuhan berikan selama ini.

Ibrani 6:11-12
Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

Pengharapan di dalam Tuhan bukanlah apa yang akan saya terima, tapi dari ayat ini saya belajar bahwa sebagai seorang murid saya harus punya sikap seorang yang sudah terima janji itu, dan itu pasti krn Tuhan sendiri yang menawarkan itu pada saya ketika mau percaya dan terus lakukan iman saya dengan penuh ketekunan dan terus bersabar dan menanti sampai Tuhan sendiri yang memperlihatkan itu pada waktunya.

Ibrani 6:15
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

Abraham menjadi bapak orang beriman, karena iya sabar menantikan janji Tuhan di tengah keadaan yang tidak pasti yang sedang ia hadapi saat itu.

Saya diingatkan kembali untuk terus bersabar menantikan janji Tuhan sambil terus lakukan bagian saya sebagai seorang yang sudah mendapat kasih karunia Tuhan dengan menjaga iman saya tetap teguh dan terus belajar mengasihi orang lain sama seperti Tuhan telah dan terus mengasihi saya.

Palopo, 20-08-2020
Have a blessed long weekend
Happy vacation yah😁

Titus 3

Titus 3:1-2
Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

Surat terakhir Paulus buat Titus ini kembali lg memberikannya tugas yg tidak mudah, dibuka dengan perintah buat menasehati orang-orang Kreta buat obey pada aturan yang berlaku di tempat mana mereka hidup, bahkan obey pada orang-orang yg duduk di bangku pemerintahan itu.

Bagaimana dengan saya saat ini? Bisakah saya mematuhi pemerintah ! Bukan krn takut dihukum tapi karena Firman yang saya percaya sebagai seorang murid meminta saya untuk lakukan.

Krn psikologisnya, jika saya patuh karena takut dihukum, maka saat ada aturan yang tidak ada hukumannya besar kemungkinan saya akan melanggarnya, beda halnya klu saya bisa lihat aturan itu juga datangnya (berlaku krn seizin Tuhan) dari Tuhan. Berarti aturan itu tujuannya buat menjaga hidup saya berkenan di hadapanNya, so tanpa hukumanpun saya harus mengusahakannya, krn sayalah yg butuh itu.

Contohan yg kelihatannya simple tp belakangan jd heboh sejak adanya pandemi ini adalah aturan untuk memakai masker, beneran hal yang simple sih apalagi buat bikers tapi kadang klu lg panas banget merasa berat buat memakainya, nah saat tidak enak itu apakah saya tatap mau pakai masker itu! meskipun tak ada hukuman push up jika melanggar alias tidak pakai masker!

Alasannya cuman satu karena punya keyakinan klu aturan yang dibuat oleh pemerintah itu asalnya bukan dr pemikiran mereka saja tp dr Tuhan yang memilih mereka buat mengeluarkan aturan itu! Yg artinya Tuhanpun mau untuk saya memakai masker kemanapun atau bertemu siapapun untuk kebaikan saya.

Dari ayat ini pula saya bisa lihat bahwa saat saya bisa lakukan dngan obey, bukan hanya untuk perintah dari Firman Tuhan, akan tetapi aturan yang dr pemerintahpun juga sama, Tuhan akan perhitungkan tindakan kepatuhan saya itu sebagai pekerjaan yang baik, satu bentuk pekerjaan Tuhan yang bs menyenangkan hatiNya.

Dan masih banyak lagi nasehat-nasehat dr surat Paulus ini yang bisa bantu hidup saya buat miliki teladan hidup dari tindakan yang saya lakukan seolah-olah di hadapan Tuhan, bukan di hadapan sesama manusia saja. Selain teladan dalam ketaatan juga teladan dalam keramaahan dan kelemahlembutan saya ke semua orang.

agar Arie yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik.

Palopo, 14-08-2020
Have a good night

Titus 1

Lanjut ke surat Paulus yg berikutnya, yaitu surat yang ditujukan kepada Titus. Sama halnya seperti Timotius, Titus juga punya tugas yang sama, bedanya Timotius di Efesus, sedangkan Titus di Kreta. Mereka sama2 ditugaskan untuk membimbing/mengarahkan jemaat yang ada di sana.

Titus 1:7-9
Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Sama halnya Timotius, tugas pertama Titus adalah memilih pemimpin rumah Allah/penatua berdasarkan kriteria-karakter pemimpin yang benar.

Knp?

Supaya ia (penatua) sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Titus 1:10-11
Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.

Karena di Kreta sudah susah menemukan orang yang punya kriteria seperti itu, banyakan dr mereka yang bersedia mengajarkan apa saja selama itu membawa keuntungan buat mereka.

Titus 1:15-16
Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Keras banget yah surat Paulus ini, tidak peduli apa yang mereka ajarkan selama mereka sendiri najis, yg mereka ajarkanpun najis.

Begitu jg saya, apapun yang berusaha saya lakukan keluar, selama saya tidak bisa menjaga hidup saya pribadi benar itupun tidak akan Tuhan perhitungkan sebagai suatu kebenaran.

Sekali lg diingatkan akan sebuah perumpamaan, lantai kotor tidak akan bisa dibersihkan pakai sapu yang kotor. Tetap akan kotor.

So yang harus saya pastikan pertama adalah bagaimana hidup saya, apakah sudah memberikan contohan yang benar. Krn secra psikologis saya akan cenderung susah/tidak berani menegur orang yang tidak punya komitmen bersaat teduh saat saya sendiri tidak saat teduh, saya akan berat hati menegur orang yang sombong ketika saya sendiri masih sombong, saya jadi malu menegur orang yang gampang ngeluh klu toh saya sendiri jg sering terdengar bersungut2 di depan mereka.
Sebenarnya hal ini jg sih yg secara tidak langsung saya latih/awasi ketika bantu hidup orang lewat study bible. Bukan hanya bantu hidup orang tapi lebih bantu mengawasi hidup saya.

Palopo, 11-08-2020
Be an example