Matius 14

Matius 14:1-2
Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: “Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.”

Pas baca bagian ini saya baru sadar klu bukan hanya tentang bagaimana peristiwa Herodes membunuh Yohanes, tapi ternyata ini tentang seorang yang salah melihat bagaimana Yesus itu. Ini terjadi bukan hanya kepada Herodes, tp murid-murid Yesus pun diayat 26 melihat Yesus sebagai sosok hantu di atas air.
Pertanyaannya, bagaimana saya melihat Tuhan Yesus hari ini?
Informasi apa yang saya terima tentang Tuhan Yesus ?
Hal-hal apakah yg membentuk Tuhan Yesus dalam hati dan pikiran saya! Dari sumber yang benarkah atau dari sumber yang tidak benar. Dari pemahaman yang benarkah atau dari pemahaman yg ala kadarnya.
Benarkah saya menganggap Tuhan Yesus itu sebagai Tuhan sebagaimana yang sharusnya sosok Tuhan atau hanya sebatas Tuhan menurut apa yang bs saya terima , misalkan hanya sebatas Tuhan yang bisa menyedikan apa yang saya perlukan!

Matius 14:13-14
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan “hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi”. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Baru sadar klu ternyata disinipun Tuhan sedang nunjukin contohan proses penyangkalan diriNya. Awalnya Tuhan sangat “ingin” mengasingkan diri ketempat yang sunyi, klu kita sekarang kyk pengen me time yah. Tapi ketika hendak mau melakukan itu ternyata di tengah prosesnya Ia malah bertemu dengan orang lain dan membatalkan niatNya karna hatiNya tergerak untuk memilih mengasihi orang-orang itu ketimbang pergi mengasingkan diri.

Matius 14:29-31
Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”

Tangan Tuhan tidak akan pernah terkambat untuk menolong murid-murid yang dikasihiNya, bahkan sekalipun mereka masih kurang percaya.

Dari saat teduh saya pagi ini saya belajar untuk :

  1. Jangan salah kaprah tentang sosok Tuhan. Melihat Tuhan secara total sebagaimana Tuhan adanya, bukan berdasarkan apa yang saya inginkan tentang Tuhan, bukan apa yang bisa saya terima tentang Tuhan, tapi berdasarkan bagaimana Tuhan ingin dikenal dan lewat apa Dia ingin di kenal, yaitu Firman yang Ia berikan kepada saya.
  2. Bisa melihat sosok Tuhan Yesus klu iapun sebagai manusia juga punya keinginan untuk me time. Tapi Ia memilih untuk lakukan kasihNya drpada keinginanNya ini. Sayapun harus terus belajar untuk lakukan ini, jujur tidak mudah apalagi di masa-masa pandemi ini yang kita dituntut untuk di rumah saja, zona nyaman banget buat rebahan aja.
  3. Mengerti kasih Tuhan yang teramat bagi saya. Bahwa tanganNya yg penuh kuasa akan selalu tepat waktu menolong saya ketika saya percaya kepadaNya, bahkan sekalipun saya lg mengecewakanNya. Dan itulah yang harusnya mendorong saya untuk selalu mau berbalik kepadaNya meskipun saya jatuh berulang kali.

Palopo, 14-05-2020

Matius 13

Matius 13:19-23
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak MENGERTINYA, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak BERAKAR dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

Bagian ayat ini sudah sangat sering saya baca dan dengarkan, dan dulu saya melihat ayat ini sebagai suatu keadaan dimana ada 4 orang yang berbeda-beda dalam penerimaan Firman Tuhan, dan saya harus kaitkan dengan diri saya, saya adalah orang yg mana? yg pertama yg dirampas kebenarannya atau orang yang terakhir yg bisa berbuah banyak!

Tapi kemudian setelah saya membaca ini bolak balik, saya malah berpikir klu ini bukan tentang 4 orang yang berbeda yg menggsmbarkan karakter saya dalam penerimaan Firman Tuhan tapi ini adalah sebuah proses yang benar dalam saya mengerti maksud Tuhan.
Saya tidak akan bisa menjadi pribadi nomor 4 tanpa terlebih dahulu survive di tahapan 1 sampai dengan 3.

Jadi dari ayat ini saya bisa mengerti apa yang harus saya lakukan dalam proses saya mau berbuah :

  1. Mendengar kemudian mengerti, saya tidak hanya harus punya waktu untuk mendengar firman Tuhan setiap hari, tapi juga harus bs mengerti apa yg saya baca itu, apa maksudNya. Setiap kali saya membaca saya bisa makin mengerti sosok Tuhan dan diri saya.
  2. Mengerti kemudian berakar, saat saya bisa mengerti Fiman Tuhan, apakah saya makin bisa mengandalkan Firman Tuhan layaknya akar yg mencekram ketanah, saya harus bisa mecari keyakinan yg makin dalam tentang alasan saya percaya sama Tuhan.
  3. Berakar kemudian tahan uji, saya tidak akan bisa dikatakan percaya jika hidup saya selalu berjalan dengan baik-baik saja, sebagaimana Bapa mengijinkan Tuhan Yesus untuk dicobai, demikian juga saya harus mengalami pencobaan dl baru bisa makin berakar, makin tahan uji, makin mengerti kasih Tuhan.
  4. Tahan uji kemudian berbuah. Dan inilah hasil akhirnya yg Tuhan janjikan yaitu saya bisa berbuah baik karakter saya ketika saya bisa mengenal diri saya sendiri trus mau berubah karena tau Tuhan mau saya lakukan itu. Maupun buah eksternal saya yaitu mengasihi orang lain. Yang pasti kita dirancang untuk tidak memiliki buah yg sama antara satu dengan yg lain, bisa aja saya yg seratus kali lipat or hanya yg 30 kali lipat saja.
  5. Jadi saat saya mau menjalani hidup murid saya dengan segenap hati, harusnya membuat saya bisa siap dan mau menjalani proses ini.

Palopo, 13-05-2020

Matius 12

Matius 12:14-15
Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. (12-15b) Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.

Matius 12:19-21
Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”

Melihat bagaimana respon yg Tuhan berikan kepada orang-orang yang berniat membunuh Dia. Mengingatkan saya sekali lagi bagaimana Tuhan berfirman bahwa janganlah sekali-kali mencobai Allah. Tuhan memberikan contohan bagaimana saya harus memiliki hikmat melihat situasi di sekitar saya. Meskipun saya mampu tidak lantas membuat saya mengnggunakan akan sehat saya yg Tuhan sudah anugrahkan kepada saya. Termasuk juga saat-saat sekarang ini yang dmana kita diminta untuk berhikmat dalam membantu pemerintah menangani pandemi virus ini.

Matius 12:43-45
“Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.”

Dari saat teduh saya pagi ini saya kembali diingatkan untuk :

  1. Tidak sombong dengan sok tidak takut pada segala sesuatu, tapi sama seperti Tuhan Yesus yg melihat tujuan yg lebih besar dan menghindari suatu hal yang dapat merugikan/ menghalangi tujuan utamaNya. Dan makin belajar untuk tidak mencobai Allah.
  2. Menjaga sikap saya agar tidak mudah berbantah dan reaktif kepada orang lain karena dari sanalah orang terlihat buah/karakter saya seperti apa. Jika tidak bisa jadi berkat saya jangan jd batu sandungan buat orang lain.
  3. Terus mengisihi hari2 saya dengan kebenaran Tuhan, krna meskipun saat ini saya baik, jika hati saya blm penuh dengan Tuhan, akan ada ruang yang iblis/keinginan saya sendiri pakai untuk membuat saya kembali kekehodupan saya yang dulu, bahkan sangat bisa menjadi lebih parah lagi.

Palopo, 12-05-2020

Matius 11 – Berkat yang mendorong ke pertobatan

Matius 11:21-22
“Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.

Sangat tertegur dengan ayat pendek ini, bagaimana klu kata kota ini diganti menjadi nama saya/kita !

Celakalah engkau arie! Celakalah engkau …….! Karena jika orang lain yang menerima mujizat-mujizat yang telah terjadi padamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan orang lain itu akan jauh lebih ringan dari pada tanggunganmu.

Ini sama kayak perumpamaan talenta yang Tuhan kasih, semakin banyak saya terima maka semakin banyak pula akan saya pertanggungjawabkan.

Dari ayat ini saya benar-benar diingatkan akan apa yang Tuhan harapkan ketika banyak memprovide hidup saya. Yaitu agar saya tidak berpuas diri dan jadi nyaman dengan itu, tapi harusnya keadaan itu membuat saya semkin giat dan bersemangat dalam melakukan pertobatn saya dan berkabung dengan bagian hidup saya yang tidak menyenangkan hati Tuhan.

Tidak ada yg mustahil, Tuhan sudah membertahukan hal yg bisa menolong saya dlm lakukam pertobatan saya itu yakni dengan datang meminta dan mengandalkan kekuatan/ pertolongan dari Tuhan, krn daripadaNyalah ada jalan keluar.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”

Palopo, 11-05-2020

Matius 10

Firman Tuhan kali ini menjelaskan pesan/perintah Tuhan Yesus kepada kedua belas murid-Nya sebelum mereka diutus/berpisah dengan Tuhan Yesus. Dan hal inipulalah yang berlaku buat saya untuk lakukan sebagai seorang murid Tuhan, bukan hanya buat murid-murid waktu Tuhan Yesus masih di dunia.

Matius 10:5-6
Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Awalnya sempat bertanya kenapa Tuhan membatasi ruang lingkup kemana murid2nya harus melenyapkan penyakit, kenapa tidak ke Samaria?
Pas baca beberapa penjelasan, saya baru mengerti klu ayat ini sementara menjelaskan karakter Tuhan sebagai seorang komandan tempur yang bijaksana dan penuh perhitungan. Tuhan tau kapasitas murid2nya seperti apa, sehingga Ia membuat batasan agar murid-muridNya ini bisa fokus kepada hal-hal yang harus mereka kerjakan.

Matius 10:9-10
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Saat saya melakukan perjalanan, kenapa saya bawa perbekalan? Karena saya khawatir lapar selama dijalan atau mungkin tidak akan dapat tempat untuk membeli makanan. Ini jugalah yang Tuhan sedang tegaskan pada murid-muridNya, untuk tidak khawatir akan pemeliharaan mereka selama diperjalanan karena Tuhan yang akan memberi mereka upah dan memelihara mereka.

Matius 10:16
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Bukan lagi masalah dimangsa secara fisik tapi ketika saya mau mengasihi orang, hati sayalah yang akan dimangsa oleh respon dari orang lain. Bahkan serigala disini jg bisa berarti tentang karakter penerimaan saya terhadap orang lain, jika tidak rohani maka saya bisa mengmangsa diri saya sendiri.
Udah menyangkal diri buat mengasihi orang ini, tapi pas sudah bs lakukan orangnya malah kasih respon negatif bahkan menghindar. Kecewa iya, dan berpikir untuk tidak lakukan lagi. Tapi emang Tuhan udah jelaskan klu standar saya jangan seperti itu, saya harus cerdik dan tulus saat mengasihi mereka, jadi perlu persiapan yang cerdik dan menanti hasilnya dengan tulus jd apapun respon yg saya terima harusnya tidak akan memperburuk keadaaan saya.

Dari saat teduh ini saya belajar untuk

  1. Punya strategi yang tepat ketika mau membantu dan mengasihi orang, saya harus fokus pada orang-orang terdekat saya terlebih dahulu, setelah itu Tuhan pasti akan berikan kemampuan lebih lagi untuk saya bisa mengasihi orang yang lebih banyak.
  2. Jangan khawatir ketika mau mengasihi orang lain, karena Tuhan sendiri yang akan memampukan saya asalkan standar kasih yang saya pakai bukan dari kasih saya tapi kasihNya Tuhan yang saya kirim ke orang lain. Saya hanya perantara.
  3. Cerdik dan tulus dalam mempersiapkan diri dalam mengasihi diri saya sendiri dan orang lain.

Palopo, 10-05-2020

Matius 9

Matius 9:2
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”

Pasal ini menceritakan tentang hal2 yang Tuhan Yesus lakukan saat pulang ke kotaNya dimana diawali dengan adanya beberapa orang yang membawa seorang yang sakit kepadaNya.

Dari ayat ini sya belajar dari respon mereka baik yang membawa maupun yang sedang sakit. Sebagai seorang yang mau menolong orang, saya harus terlebih dahulu punya iman bahwa apa yang saya lakukan buat orang lain itu benar-benar bisa membantunya untuk sembuh bukan saya malah ragu duluan.

Sedangkan saat saya di posisi orang sakit ini, saya harus belajar untuk punya sikap yang bergumul dan sadar dengan penyakit saya dan dengan penuh kerelaan menyerahkan diri untuk ditolong.

Ayat ini juga mengingatkan saya lagi klu pada dasarnya dosa sayalah yang menjadi sumber segala penyakit saya di mata Tuhan, bukan sakit yg tampak dr tubuh saya. Ketika dosa saya diampuni, banyak hal yang akan berubah/terdampak dalam hidup saya, sebaliknya jika hanya fisik saja yang sembuh maka itu tidak akan mengubah apapun selain penyakit itu saja.

Matius 9:8
Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.

Apa yang Tuhan kerjakan selalu punya patern yaitu bisa membuat orang lain menjadi takut akan kuasa Allah dan kemudian manjadikan orang itu makin memuliakan Allah.
Pertanyaan buat saya :
Apakah semua yg saya lakukan juga bisa membuat orang disekitar saya memiliki respon yg sama seperti ini?
Saya harus mengupayakan hal itu karena itulah tujuan saya menjadi muirid Tuhan yang harus melakukan hal yang sama dengan Tuhan

Dari saat teduh ini saya belajar :

  1. Sebelum saya membantu orang mengenal Tuhan dan menjadi murid, saya sendiri harus punya iman dan keyakinan yang dalam akan apa yang saya lakukan itu benar-benar bisa membantu saya dan orang lain.
  2. Saat saya mulai lakukan itu, sayapun harus terus berjaga-jaga akan diri saya apakah saya benar-benar mau membereskan setiap dosa yang saya miliki, dan mau meminta tolong keorang lain dengan mengakui itu dan mau untuk saling mendoakan. (Yak 5:16)
  3. Apapun yang saya lakukan harus membuat orang disekitar saya makin merasakan Tuhan, bahwa Ia ada dalam hidup saya dan perlahan mengubahkan pribadi saya sehingga orang lain menjadi tertarik untuk ikut diubahkan oleh kuasa Tuhan yang sama.

Palopo, 09-05-2020

Matius 8

Matius 8:2
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”

Saat memikirkan bagaimana cara orang kusta ini meminta kepada Tuhan untuk disembuhkan, saya jadi belajar dari sikap hatinya yang meminta bukan apa yang ia mau tapi meminta kemurahan hati Tuhan. Begitu juga harusnya sikap hati saya dalam berdoa dan meminta kepada Tuhan, bukan lagi seperti orang yg memerintah Tuhan untuk lakukan seperti apa yang saya pikirkan/mau, “ya Tuhan tolong ini tolong itu”, kadang sampai ngotot jg. Tapi belajar untuk lebih melihat siapa saya dan siapa Tuhan dengan merendahkan diri saya lebih lagi bahwa apapun yang saya minta tergantung dari kemauan Tuhan. Meskipun saya mau ini dan itu, tapi biarlah yang terjadi nanti sesuai dengan apa yang Tuhan mau.

“Tuhan, jika Tuhan mau, Tuhan dapat menyembuhkan aku dari kesombonganku”

Dengan punya hati dan cara meminta yg seperti ini jg akan bantu saya semakin percaya klu Tuhan sangat mampu melakukan segala sesuatu hanya masalah hal itu dikehendakiNya atau tidaklah yg menentukan hal itu terjadi atau tidak.

Like Jesus said “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Matius 8:8-9
Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”

Belajar dr hati perwira ini yang dengan penuh kerendahan diri sangat percaya akan kuasa Tuhan.

Dari saat teduh ini saya makin belajar untuk punya sikap yang benar dihadapan Tuhan dan makin mengerti klu Arie harus seperti apa ketika datang meminta kepada Tuhan. Selain suatu hubungan yang begitu dekat dengan Tuhan, seperti seorang anak yang meminta kepada papanya, Arie jg harus punya siapkan hati dan pikiran yang serendah-rendahnya dihadapan Tuhan yang adalah tuan dan saya seorang budak, dan meminta dengan penuh rasa takut dan percaya, bukan agar apa yang saya minta harus terjadi tapi agar apa yang saya minta dan doakan Tuhan bermurah hati untuk mendengar dan membuatnya terjadi sesuai yg Tuhan mau.

Tambahan :

Matius 8:4
Lalu Yesus berkata kepadanya: “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”

Pas baca bagian ini jujur saya sempat bertanya2 kenapa tidak boleh menyebarkan kesembuhannya kepada orang lain tp harus kepada imam dl!! Karena emang seharusnya itu yang dilakukan oleh seorang yg sembuh dari Kusta sebagimana di (Imamat 14)

Makin amazing lg lihat respon Tuhan, meskipun ia sanggup melakukan segala sesuatu, tapi Ia selalu melakukan persis seperti yang ia Firmankan, tidak kurang tidak lebih.

Palopo, 08-05-2020

Matius 7

Matius 7:1-2
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Matius 7:6
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.

Saat membaca 2 bagian ayat ini berulang-ulang kali saya jadi sadar bahwa bukan hanya masalah penghakiman atau bagaimana saya memberi yang Tuhan sedang tegur, tapi saya jadi sadar klu diayat ini Tuhan sedang menjelaskan bagaimana saya dimata pencipta saya, saya ini diciptakan bukan dalam kapasitas untuk melakukan kedua hal itu dengan baik. Mau bagaimanapun saya berusaha untuk upgrade diri dengan kemampuan saya sendiri dalam melakukan kedua hal itu, saya tidak akan mampu dan bisa melakukannya dengan benar.

Trus apa yang harus saya lakukan…..?

Matius 7:7-8
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Ayat ini bukan berbicara tentang meminta dan menemukan sesuatu secara material tapi saya belajar bahwa Tuhan sedang mengingatkan saya untuk meminta Hikmat yg asalnya dari Dia, saya harus mencari hikmat itu kepada Tuhan agar saya mendapatkan Hikmat, saya harus mengetok pintu hikmat itu agar Tuhan membukakan pintu hikmat itu.

Matius 7:12
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Matius 7:16
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Matius 7:24
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia SAMA DENGAN ORANG YANG BIJAKSANA, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Dan inilah yang Tuhan mau untuk saya perbuat setelah saya meminta hikmat itu, karena inilah hikmat dari Tuhan. Saya jangan fokus kepada orang lain tapi pada tindakan saya sendiri apa yang bisa saya lakukan untuk membuat orang lain merasa dikasihi, karena itulah juga yg orang akan perbuat kepada saya jika saya sedang mengharapkan saya untuk dikasihi. Begitu juga ketika saya melihat orang lain bukan dari bagaimana perawakan mereka ataupun first impressionnya saya kepada mereka tp dr buah-buah apa yang sedang mereka kerjakan/perjuangkan.

Dari saat teduh ini saya belajar :

  1. Makin sadar dengan bagaimana Tuhan menciptakan saya tidak untuk dalam kapasitas mengukur orang lain maupun diri saya sendiri berdasarkan cara pikir/hikmat saya sendiri.
  2. Setiap waktu datang kepada Tuhan untuk meminta/mencari/mengetok pintu hikmat itu dengan belajar takut akan Tuhan dan semakin bergantung pada pendengaran akan Firman Tuhan.
  3. Setelah tau yang benar, saya harus lakukan dengan cara itu, bukan lagi dengan menggunakan cara saya.

Palopo, 07-05-2020

Matius 6

Matius 6:4
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Matius 6:6
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Matius 6:18
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Pagi ini saya belajar dari tiga ayat di atas bagaimana pada ayat yg pertama Tuhan berbicara tentang bagaimana sikap saya saat berbagi ke orang lain, yang kedua tentang bagaimana saya dalam berdoa, dan yg ketiga tentang berpuasa.
Meskipun ketiganya merupakan tindakan yang berbeda, tapi hanya satu ukuran yang Tuhan pakai untuk melihat ketiga tindakan saya itu, yaitu

Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Apakah saya melakukan semuanya itu dengan tersembunyi atau dengan diketahui orang lain? Bukan berarti jangan sampai diketahui orang tapi lebih kepada motivasi saya dalam melakukan hal itu, apakah murni untuk menyenangkan hati Tuhan dan untuk membangun hubungan pribadi saya dengan Tuhan atau hanya untuk supaya diketahui orang lain bahwa saya seorang yang religius/sangat taat beragama. Saat saya lakukan itu, upah saya sudah dibayar oleh manusia, tidak ada lagi upah saya di Sorga/dari Tuhan.

Matius 6:19-21
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Tuhan memperingatkan saya dari ayat ini klu inilah karakter upah yang tersedia bagi saya, pilihannya kembali lagi kesaya apakah saya fokus pada apa yang bisa saya dapat dari dunia, fokus pada respon orang, haus akan pengakuan, pujian, sanjungan, dll. Semuanya itu tidak akan awet, bisa rusak dan dicuri alias berubah dalam seketika menjadi respon yang sebaliknya seperti pikiran jahat, makian, hujatan, dll. Atau saya mau memilih balasan dari Tuhan, yg meskipun saat ini saya belum bisa rasakan secara langsung tp disana upah itu tidak akan pernah habis dan tidak akan berubah.

“He is no fool who gives what he cannot keep to gain which he cannot lose” JB

Dari saat teduh ini saya belajar :

  1. Membangun hubungan saya dengan Tuhan secara personal, bukan karena dorongan dari luar tapi dari dalam hati saya yang tersembunyi.
  2. Menjadi lebih bijak dalam memilih upah yang harusnya saya perjuangkan, bukan pengakuan/pujian dari orang lain tapi pujian dari Tuhan.
  3. Percaya akan pemeliharaan Tuhan bagaimanapun dan seperti apapun keadaan yang saya alami saat ini, karena itulah yg menjadikan saya sebagai orang yang benar-benar percaya padaNya.

Palopo, 06-05-2020

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Matius 5

Matius 5:2-12
Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: “Berbahagialah orang yang MISKIN DI HADAPAN ALLAH, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang BERDUKACITA, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang LEMAH LEMBUT, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang MURAH HATINYA, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang SUCI HATINYA, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang MEMBAWA DAMAI, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang DIANIAYA OLEH SEBAB KEBENARAN, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

Secara pribadi sya banyak ditegur dari khotbah pak Harlem minggu kemarin pas membawakan bagian ayat ini, jujur membuat pemahaman saya berubah, yang semula saya bepikir klu ayat ini berbicara tentang keadaan fisik atau eksternalnya saya, seperti miskin secara materi, lemah lembut secara pembawaan, dll. Tapi setelah belajar kembali saya jadi tau klu ternyata semua ucapan bahagia ini fokus nya pada keadaan internal saya yaitu hati saya.

Apakah saya punya hati yang bisa merasa miskin di hadapan Allah?
Ketika saya merasa miskin dihadapan seseorang berarti saat yang sama saya menganggap orang itu kaya dihadapan saya. Demikian halnya dengan Tuhan, saat saya bisa benar-benar menempatkan hati saya diposisi miskin/kekurangan/tidak mampu dihadapan Tuhan, maka saat itulah harusnya membuat saya makin bergantung pada Tuhan dan bisa melihat bahwa segala sesuatu yang saya butuhkan ada pada Tuhan.

Apakah saya punya hati yang berdukacita? Bukan karena dukacita karena kehilangan seseorang yang saya kasihi, tapi lebih karena kehilangan koneksi saya dengan Tuhan karena begitu rusaknya saya dengan dosa-dosa yang sudah saya lakukan dan mengecewakan Tuhan yang membuat saya hancur hati.

Apakah saya punya hati yang lemah lembut? Bukan fisikly yg lemah lembut, tapi lebih kepada hati saya yang mau tunduk pada Tuhan, saya menomor duakan prinsip hidup saya demi ikuti apa yang Tuhan mau, Tuhan senangi.

Apakah hati saya menjadi lapar dan haus akan kebenaran ? Lapar dan haus artinya saya punya ketergantungan lebih akan setiap Firman Tuhan, be addicted with truth of God, tanpa disuruh dan ditegorpun saya harus selalu mencari kebenaran itu.

Dari saat teduh saya kali ini, saya makin bisa melihat bagaimana Tuhan sangat ingin menyampaikan klu hal yang paling bisa membut saya benar-benar Joyful didalam Dia adalah dengan menjaga dan menepatkan hati saya dikeadaan yang semestinya yaitu hati berisikan Kebenaran Tuhan.

Palopo, 05 – 05 – 2020