Yesaya 17

Yesaya 17:4-6
Maka pada waktu itu kemuliaan Yakub akan berkurang, dan kemakmurannya akan susut; keadaannya seperti gandum yang digenggam orang untuk dituai dan tangannya memetik bulir-bulir; atau seperti bulir-bulir yang dipungut orang di lembah orang Refaim. Dari padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua di sebelah pucuknya dan beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel.

Efraim yang adalah kerajaan Iarael bagian utara akan mengalami kesusahan yang teramat berat sampai-sampai bangsa yang besar itu hanya akan tertinggal yg sisa saja, hal itu terjadi karena persekuatuannya dangan Damsyik melawan Asyur, yang kemudian tidak lama makin mempengaruhi mereka untuk membangun berhala yang sama seperti Damsyik dan semakin melupakan /berubahsetia kepada Tuhan.

Yesaya 17:7
Pada waktu itu manusia akan memandang kepada Dia yang menjadikannya, dan matanya akan melihat kepada Yang Mahakudus, Allah Israel;

Tujuan dari kesusahan yang diijinkan Tuhan terjadi pada mereka adalah agar mereka bisa kembali merendahkan diri mereka dan punya hati yang mau kembali fokus kepada Tuhan, bukan lagi pada kemampuan mereka sendiri dan tuhan-tuhan buatan tangan mereka.

Yesaya 17:10-11
Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu sekalipun engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan luar negeri, sekalipun pada hari menanamnya engkau membuatnya tumbuh subur, dan pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya berbunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari penderitaan yang sangat payah.

Sekeras apapun mereka mengupayakan yang terbaik buat bangsa mereka, akan menjadi sia-sia ketika mereka meninggalkan Tuhan. Mungkin awalnya kelihatan baik, tapi tidak ada yang baik yang menanti mereka diakhir nanti.

Dari saat teduh ini saya belajar :

  1. Setiap teguran yang Tuhan sampaikan kepada saya tujuannya untuk membuat saya kembali fokus dan merendahkan diri dihadiratNya. Saat itu terjadi saya harus punya respon yang benar dengan tidak mengeraskan hati saya. Masih untung klu hati saya masih bisa merespon untuk berbalik (masih ada kepekaan yang tersisa), belum menjadi hati yang dingin dan nggak tau lg merespon teguran yang bisa bangun saya lg dan berbalik sama Tuhan.
  2. Saat saya melupakan Tuhan mungkin tidak akan terasa efeknya dalam waktu dekat, bahkan mungkin hasilnya akan jauh kelihatan lebih baik dibanding saat saya surrounder sama Tuhan. Tapi apakah benar itu asalnya dari Tuhan dan benar-benar baik buat saya? Firman Tuhan bilang tidak, saya boleh merasakan yang baik tapi itu hanya bunga saja, bukanlah sebuah buah yang baik yang Tuhan janjikan.

Palopo, 08-02-2020
Enjoy your day and always joyful in God.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *