Yesaya 51 – Respon hati yang mencari Tuhan

Yesaya 51:1-2
Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia.

Kapan saya memiliki tujuan hidup yang benar? Yaitu saat saya mau mencari Tuhan dengan segenap hati. Hal inilah yang bisa menolong dan menguatkan saya untuk punya semangat dalam melakukan pencarian itu, yakni saat saya bisa bersyukur akan kuasa Tuhan dalam proses penciptaan saya, kuasanya jugalah yang telah memanggil saya yang bukan apa-apa ini menjadi seseorang yang dikasihiNya.

So, Respon hati yang bs selalu bersyukur seperti itulah yang bisa bantu saya untuk punya api / semangat yg konsisten mencari Tuhan setiap hari.

Yesaya 51:4-5
Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa. Dalam sekejap mata keselamatan yang dari pada-Ku akan dekat, kelepasan yang Kuberikan akan tiba, dan dengan tangan kekuasaan-Ku Aku akan memerintah bangsa-bangsa; kepada-Kulah pulau-pulau menanti-nanti, perbuatan tangan-Ku mereka harapkan.

Respon kedua ialah Fokus pada suara Tuhan, memperhatikan suara Tuhan, Firman Tuhan yang adalah pengajaran dan hukum Tuhan bagi setiap orang yang mau percaya kepadaNya. Hanya daripadaNyalah datang keselamatan bagi setiap orang yang mau percaya dan mau taat pada hukumNya.

Yesaya 51:7
Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka.

Respon ketiga adalah keep the word of God in my heart perkataan Tuhan yang saya perhatikan itu jangan hilang begitu saja tp saya harus menympan pengajaran/Firman Tuhan itu dalam hati saya. Pengajaran Tuhan tidak hanya sampai pada pemahaman/pikiran saya saja tapi hal itu tertanam kedalam hati sya dan tumbuh keluar lewat cara saya menjalani hidup sehari-hari. Hal ini bukanlah hal mudah bagi saya, pasti banyak gagalnya tp bagian saya adalah terus lakukan sampai bisa.

Yesaya 51:9&17
Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatan, hai tangan TUHAN! Terjagalah seperti pada zaman purbakala, pada zaman keturunan yang dahulu kala! Bukankah Engkau yang meremukkan Rahab, yang menikam naga sampai mati?

Respon keempat, ialah menjaga perkataan Tuhan/terjaga/stay allert, karena setiap hari adalah peperangan dengan kedagingan saya dan hal-hal buruk diluar sana, jangan sampai kasih saya menjadi dingin.

Yesaya 51:12-13
Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau terus gentar sepanjang hari terhadap kepanasan amarah orang penganiaya, apabila ia bersiap-siap memusnahkan? Di manakah gerangan kepanasan amarah orang penganiaya itu?

Respon kelima adalah punya rasa takut yang benar kepada Tuhan dan tidak lupa kepadaNya, hanya karena himpitan masalah atau takut pada manusia, karena semenakutkan apapun keadaan/sesama saya, mereka tetaplah ciptaan yang sama seperti saya. Tuhan tetap lebih berkuasa dari mereka.

Thing to do : belajar setiap hari untuk punya kelima respon hati yang seperti ini.

Makassar, 14-03-2020
Jaga terus apinya, jangan sampai kendor untuk Tuhan. 🔥

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *